Scroll untuk baca artikel
AgamaEkonomi

Akademisi STPK Matauli Kenalkan Sandal Ramah Lingkungan Berbahan Pucuk Nipah

×

Akademisi STPK Matauli Kenalkan Sandal Ramah Lingkungan Berbahan Pucuk Nipah

Sebarkan artikel ini
Akademisi STPK Matauli Kenalkan Sandal Ramah Lingkungan Berbahan Pucuk Nipah

WAWAINEWS.ID Desa Jago-Jago di Kecamatan Badiri selama ini dikenal sebagai desa pesisir yang hidup dari laut dan ladang. Para suaminya melaut, para istrinya mengolah ikan, berdagang kecil-kecilan, atau mencari kerang.

Sementara tanaman Nipah yang sebenarnya tumbuh melimpah dan gratis tanpa minta disiram lebih sering berakhir dijual mentah dengan harga seadanya.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Tidak heran, minat masyarakat terhadap usaha kerajinan Nipah merosot drastis. Kini hanya sekitar 10 pelaku usaha yang masih bertahan mirip regu kecil yang enggan menyerah walau pasukan sudah bubar.

Melihat kondisi tersebut, sekelompok akademisi dari Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan (STPK) Matauli yang dipimpin Shofian Nanda Adiprayoga. memutuskan untuk turun tangan.

Mereka menginisiasi program pemberdayaan berbasis diversifikasi produk Pucuk Nipah, khususnya pengolahan menjadi sandal ramah lingkungan produk simpel, berguna, dan berpotensi bernilai jual tinggi.

Menghidupkan Kembali Harapan dari Pucuk Nipah

Selama ini, masyarakat hanya menjual Pucuk Nipah sebagai bahan mentah ke luar daerah. Nilai tambah? Hampir tidak ada. Kini, STPK Matauli ingin mengubah pola pikir: jika bahan mentah bisa dijual murah, produk jadi bisa dijual lebih mahal apalagi bila diberi label “ramah lingkungan” yang makin dicari pasar.

BACA JUGA :  Granat Lampung Timur Diminta Berkoordinasi dengan APH Terkait Tragedi Over Dosis di Tengah Hajatan di Jabung

Kegiatan pelatihan ini melibatkan kelompok PKK Desa Jago-Jago, yang selama ini menjadi pusat aktivitas perempuan desa. Mereka diharapkan menjadi motor penggerak pemberdayaan, sekaligus garda depan dalam menciptakan produk kerajinan berbasis Nipah.

“Pucuk Nipah ini sebenarnya sudah lama dimanfaatkan masyarakat. Hanya saja belum pernah diolah menjadi produk siap pakai yang bernilai ekonomi signifikan. Sandal ramah lingkungan ini bisa menjadi pintu masuk,” ujar Shofian.

Antusiasme Desa: STPK Matauli Dianggap Pembawa Angin Segar

Kepala Desa Jago-Jago, Laili Fitri Purba, menyambut gembira inisiasi tersebut. Ia menilai kehadiran STPK Matauli selama beberapa tahun terakhir sudah membawa dampak besar bagi peningkatan kapasitas SDM desa mulai dari kegiatan KKN, penelitian dosen dan mahasiswa, hingga berbagai program pemberdayaan berkelanjutan.

BACA JUGA :  Produk Jabar Dilirik di Pasar Global

“Tahun ini kami mendapat kesempatan mendapatkan pelatihan pembuatan sandal berbahan Pucuk Nipah. Ini menjadi harapan baru bagi masyarakat desa untuk membangun kembali minat berwirausaha,” ucap Laili.

Sandal ramah lingkungan berbahan Nipah dianggap produk yang mudah dikerjakan secara mandiri. Dengan sedikit ketelatenan, hasilnya bisa menjadi produk unggulan desa.

Program Pemberdayaan: Ruang Baru bagi Istri Nelayan

Pelibatan PKK dinilai strategis. Selain netral dan inklusif, PKK menjadi ruang di mana perempuan terutama istri nelayan bisa memperoleh keterampilan baru yang membantu perekonomian keluarga.

“Kalau sebelumnya istri nelayan hanya menjadi buruh pengasinan atau mencari kerang, kini mereka punya peluang menjadi pengrajin dengan produk bernilai jual lebih tinggi,” ungkap Shofian.

Ia menambahkan bahwa kerajinan berbasis Nipah memiliki potensi ekonomi yang jauh lebih besar daripada sekadar menjual bahan mentah.

2025: Tahap Perkenalan dan Prototipe

Tahun Depan Diharapkan Produksi Massal**

BACA JUGA :  APBN ala Thomas Djiwandono: Utang Jalan Terus, Investor Masih Mesem

Tahun 2025 ini, kegiatan masih berfokus pada:

  • pengenalan potensi Pucuk Nipah,
  • pelatihan dasar pengolahan,
  • pembuatan prototipe sandal ramah lingkungan.

“Ke depan, dengan dukungan berbagai pihak, kami berharap produk sandal ini bisa diproduksi massal dan menjadi ikon Desa Jago-Jago,” ujar Shofian optimis.

Ia menambahkan bahwa tahap berikutnya akan diarahkan pada:

  • branding produk,
  • strategi pemasaran digital,
  • dan pendampingan wirausaha berkelanjutan.

Karena di era digital saat ini, sandal pun butuh “akun resmi” agar laku dijual.

Sebuah Upaya Mengembalikan Martabat Pucuk Nipah

Dengan kreativitas, sentuhan desain, dan pemasaran yang tepat, Pucuk Nipah yang selama ini dianggap bahan sederhana berpeluang naik kelas. Dari yang hanya dijual mentah menjadi produk jadi yang bermartabat.

Program ini bukan sekadar membuat sandal, tetapi memperbaiki rantai nilai ekonomi, membuka peluang usaha baru, dan memberi harapan baru bagi masyarakat pesisir Jago-Jago.***