WAWAINEWS – Ramainya pemberitaan terkait pelaporan putra Presiden Jokowi ke KPK oleh Ubedillah Badrun (Ubed) mendapat dukungan dari Aktivis sekaligus Pendiri Ikatan Perlawanan Perempuan Forkot ’98 Djulayha atau akrab disapa Ijul.
Ijul pun menyayangkan berita pembelaan dari Immanuel Ebenezer (Noel) selaku Ketua Joman dengan narasi framing dari Noel terhadap Ubed.
Ia meminta kawan Immanuel Ebenezer mengikuti dan menaati peraturan perundang-undangan serta hukum yang berlaku di Indonesia dan tidak menjadi buzzer ataupun kawan yang menghalangi dalam kasus ini.
Berikut tanggapan lengkap Ijul terkait pernyataan Immanuel Ebenezer melalui rilis yang diterima Wawai News:
1. Seolah-olah Ubed bukan aktivis 1998, saya mengenal Ubed adalah aktivis FKSMJ 1998 dari Kampus IKIP (UNJ) dan Noel juga aktivis 1998 SPPJ.
2. Seolah-olah gaya Ubed seperti Orde Baru dengan main stigma, apakah Noel tidak main stigma ?? padahal Orde Baru anti kritik. Apakah Jokowi juga anti kritik ???
3. Seolah-olah Ubed mencari popularitas dengan memfitnah. Sebagai seorang Pengamat dan Akademisi saya yakin Ubed pasti tidak akan melakukan tindakan bodoh atas apa yang tidak berdasar.
4. Seolah-olah Ubed menebarkan kebencian terhadap keluarga Jokowi, Melaporkan atas dugaan yang dilakukan oleh Ubed bukan berdasarkan kebencian, tapi berdasarkan krtik tajam terhadap pelaksanaan semangat dan cita-cita reformasi 1998 (KKN) yang telah hilang.
5. Seolah-olah Ubed sebagai operator pengusaha hitam, rekam jejak Ubed sejak saya kenal tidak ada satu pun langkah-langkahnya dalam hal ide, tulisan dan gerakannya membela kelompok pengusaha hitam.
6. Seolah-olah Ubed dikaitkan dan dekat dengan partai tertentu, salahkah aktivis 98 dekat dengan partai atau masuk partai politik ??
Dari uraian diatas, maka saya Djulayha/Ijul (Aktivis FORKOT 98) :
1. Mendukung Langkah-Langkah Ubedillah Badrun dalam pelaporan terhadap putra Jokowi
2. Meminta KPK untuk menindak-lanjuti laporan tersebut agar terang benderang
3. Meminta kawan Immanuel Ebenezer mengikuti dan menaati peraturan perundang-undangan serta hukum yang berlaku di Indonesia dan tidak menjadi buzzer ataupun kawan yang menghalangi dalam kasus ini
4. Meminta dengan segera agar Kawan-Kawan 1998 kembali kepada Semangat dan Cita-Cita Reformasi 1998 yang ANTI Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
Dia pun mengulas bahwa Sejarah akan kembali berulang, akar permasalahan yang menjadi dasar pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 untuk menumbangkan kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun adalah Penguasa Otoriter dan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Jakarta, 12 Januari 2022
DJULAYHA/IJUL (AKTIVIS FORKOT 98)
PENDIRI IKATAN PERLAWANAN PEREMPUAN FORKOT ‘98