KOTA BEKASI – Pemberitaan soal dugaan kasus korupsi yang menyeret nama Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, akhir-akhir ini begitu massif, tujuannya mungkin sengaja agar suhu politik di kota patriot ini mendidih.
Menyikapi hal itu, Aliansi Masyarakat Cinta Bekasi angkat bicara dengan menegaskan jangan sampai cinta terhadap kota rusak hanya karena opini politik yang belum tentu ada akarnya.
“Siapa pun yang salah, silakan diproses hukum. Tapi jangan lupa, hukum punya asas praduga tak bersalah. Jangan semua yang masuk berita langsung divonis. Kalau gosip cocoknya di warung kopi, hukum harusnya pakai bukti.”ungkap Tokoh pemuda Medan Satria, Rosadi alias Bang Roy, kepada Wawai News Sabtu 27 September 2025.
Menurutnya, jangan sampai Bekasi gaduh hanya karena “bisikan politik” yang dibungkus jadi berita. “Pak Tri itu simbol persatuan Bekasi. Menghakimi beliau tanpa proses hukum sama saja meruntuhkan marwah kota. Kami percaya beliau memimpin bukan cuma dengan program, tapi juga dengan hati. Dan hati itu ada di Bekasi,” kata Bang Roy, penuh percaya diri.
Dikatakan bahwa, Kota Bekasi bukan kejar tayang seperti kisah sinetron yang bisa ditulis sesuai skenario. Kalau politik kadang memang penuh drama, hukum seharusnya tidak ikut casting.
Aliansi Masyarakat Cinta Bekasi juga mengingatkan, demokrasi yang sehat itu memberi ruang bagi kebenaran diuji, bukan langsung lempar vonis di ruang komentar medsos.
“Silakan berpendapat, itu hak demokrasi. Tapi jangan kebablasan jadi hakim jalanan. Demokrasi sehat bukan demokrasi yang hobi menghakimi, tapi yang siap menunggu bukti,” ujarnya.
Bang Roy menambahkan, wajar kalau ada warga yang kecewa atau tidak puas. Setiap wali kota pasti punya pendukung dan lawan, itu normal. Tapi kalau rasa kecewa pribadi lalu dijual atas nama “suara rakyat” untuk bikin gaduh? Itu yang bikin Bekasi jadi kayak pasar malam ramai, tapi bikin pusing.
“Kalau memang mau demo tandingan, kami bisa turun dengan jumlah besar. Tapi buat apa? Kota ini butuh sejuk, bukan adu teriak. Bekasi harus tetap kondusif, biar masyarakat bisa usaha dengan tenang dan nyaman,” pungkasnya.
Intinya sederhana: hukum bukan panggung drama, dan Bekasi bukan arena gladiator politik. Kalau gosip masih jadi bahan bakar, jangan salahkan warga kalau kota ini nanti lebih banyak asap daripada terang.***











