KOTA BEKASI — Kalau biasanya pejabat datang ke acara cuma buat potong pita dan baca sambutan, lain cerita dengan Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe. Dalam acara “Ambyar Festival Sumpah Pemuda” yang digelar KNPI Kota Bekasi di bawah komando Adelia Sidik, Wawali justru sukses bikin warga ngibing bareng dengan lagu-lagu koplo dari grup Mendadak Koplo, Minggu 2 November 2025.
Sejak pagi, halaman acara di Plaza Pemerintah Kota Bekasi sudah dipadati warga dari segala usia dari yang masih muda energik sampai yang muda tapi lututnya sudah sering nyut-nyutan. Semua melebur dalam semangat Sumpah Pemuda versi 2025: bersatu, bergoyang, berpeluh bersama demi persatuan.
Ketika alunan musik mulai terdengar, Wawali yang dikenal punya suara “emas versi dangdut koplo” itu naik ke panggung. Begitu bait pertama keluar, suasana langsung pecah penonton teriak, joget bareng, dan beberapa bahkan lupa kalau mereka datang niatnya senam.
“Acara seperti ini luar biasa! Pemuda dan masyarakat berbaur tanpa batas. Ini bukti semangat kebersamaan masih hidup di Kota Bekasi,” ujar Wawali sebelum lanjut menyanyikan satu lagu lagi, yang entah disiapkan atau spontan karena “penontonnya minta encore.”
Wawali Abdul Harris dalam sambutannya tak lupa menyelipkan pesan serius di balik keriuhan: agar generasi muda Bekasi tidak kehilangan arah di tengah derasnya arus hiburan instan dan budaya viral.
Menurutnya, semangat Sumpah Pemuda bukan hanya soal bendera dan seragam, tapi juga bagaimana anak muda berani mengambil peran nyata di masyarakat tanpa harus kehilangan gaya.
“Pemuda harus inovatif, kreatif, tapi juga paham nilai-nilai perjuangan. Jangan cuma aktif di TikTok, tapi juga aktif di lingkungan,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
KNPI Kota Bekasi lewat Festival Ambyar ini menunjukkan cara baru berorganisasi: bukan hanya rapat dan seminar, tapi mengajak masyarakat terlibat lewat hiburan yang mendidik karena kadang, pesan serius lebih gampang masuk kalau diiringi ketukan koplo.
Adelia Sidik, Ketua DPD KNPI Kota Bekasi, menyebut bahwa kegiatan ini bukan sekadar pesta musik, tapi juga bentuk apresiasi terhadap semangat pemuda masa kini.
“Kami ingin momentum Sumpah Pemuda jadi ruang untuk bersatu tanpa sekat. Yang penting semangatnya: cinta tanah air, cinta Bekasi, dan jangan lupa cinta diri sendiri biar nggak baper nation,” ujarnya setengah bercanda.
Dari lagu hingga sambutan, acara ini terasa seperti campuran antara pidato nasionalisme dan konser rakyat. Tapi justru di situlah letak kekuatannya mengajak masyarakat menikmati semangat kebangsaan tanpa harus tegang.
Wawali menutup acara dengan satu pesan ringan tapi mengena:“Jangan tunggu tanggal 28 Oktober buat semangat. Jadilah pemuda yang produktif setiap hari, meskipun nggak setiap hari bisa joget bareng Mendadak Koplo.”
Dan begitulah, Bekasi pagi tadi itu benar-benar ambyar dalam persatuan bukan karena galau, tapi karena kebersamaan yang menular.***












