KOTA BEKASI – Tingkat pengangguran di Kota Bekasi, tertinggi di Jawa Barat. Hal ini jadi pekerjaan rumah atau ‘PR’ bagi wilayah berjuluk Kota Patriot yang di dominasi lulusan SMA sederajat.
Badan Pusat Statistik, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Bekasi meningkat 2,38 persen pada awal pandemi Covid-19 tahun 2020.
Angka ini barulah menunjukkan tren penurunan pada tahun 2022 sebesar 2,07 persen.
Kondisi itu berbalik, pada akhir 2023, angka tersebut turun tipis hanya 0,91 persen menjadikan angka pengangguran di wilayah Kota Bekasi tertinggi di Jabar.
Padahal, kondisi perekonomian sudah lebih baik dibandingkan tahun 2022 pasca Covid-19.
Angka 7,90 persen untuk Kota Bekasi lebih tinggi dibandingkan TPT nasional sebesar 5,32 persen.
Ada 140.170 jiwa warga menganggur, paling besar lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat di 2023.
Kondisi ini diminta untuk menjadi perhatian Pemkot Bekasi, disampaikan oleh Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi, Junaedi pada apel senin minggu ini.
Pada Musyawarah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045, keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat Kota Bekasi menjadi catatan penting, salah satunya terkait dengan upaya menekan pengangguran.
“Tadi saya bilang, harus memperhatikan keberpihakan kepada masyarakat Kota Bekasi, terutama ketenagakerjaan, lingkungan, itu dasar,” katanya usai membuka musyawarah RPJPD 2025-2045.
Selain itu, ia juga meminta tim yang telah dibentuk agar tidak salah dalam merencanakan pembangunan jangka panjang. Terlebih saat DKI Jakarta sudah tidak lagi berstatus menjadi Ibu Kota Negara, sinergitas antara daerah-daerah di Jabodetabek menjadi catatan penting.
“Nah tim itu lah yang akan membahas, supaya jangan sampai perencanaan kita kedepan itu tidak sesuai dengan kondisi kita di sini,” tambahnya.
Pada saat yang sama, persoalan pengangguran juga disinggung oleh Ketua DPRD Kota Bekasi, Saifuddaulah. Ia menyayangkan TPT Kota Bekasi menjadi yang tertinggi di Provinsi Jawa Barat.
“Ini juga cukup memprihatinkan, sekitar 7,9 persen, dan rangking lima tingkat nasional. Nah ini PR kita semua,” katanya.
Ia meminta semua pihak dapat memberikan saran terkait dengan angka pengangguran dan isu-isu strategis lainnya dalam merumuskan rencana pembangunan Kota Bekasi. Saifuddaulah berharap tingkat pengangguran ini bisa ditekan secara signifikan.
Beberapa hal dapat rumuskan agar masyarakat Kota Bekasi merasakan kemudahan dalam mengakses lapangan kerja, dirinya meyakini SDM unggul yang dimiliki oleh Kota Bekasi dapat berkontribusi dalam pembangunan Kota Bekasi.
Kota Bekasi dikenal sebagai kota jasa, sehingga yang bisa menjadi masukan akan bisa memberikan dampak positif.
Selain tingkat pengangguran, isu lain yang menjadi perhatian adalah kekurangan guru di Kota Bekasi. Kekurangan guru ini dinilai akan berdampak pada kualitas pendidikan di Kita Bekasi.
Era digital menyuguhkan banyak perubahan, termasuk pada sektor bisnis dan ketenagakerjaan. Pemerintah Kota (Pemkot) dinilai perlu mendengarkan aspirasi dari semua pihak di sektor ketenagakerjaan ini.
Data :