Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Baitul Muslim Super Camp, Segudang Cerita dari Tanah Labuhan Ratu Lampung Timur

×

Baitul Muslim Super Camp, Segudang Cerita dari Tanah Labuhan Ratu Lampung Timur

Sebarkan artikel ini
Apel penutupan kegiatan Pramuka tingkat Kwartir Ranting Labuhan Ratu dalam gelaran Baitul Muslim Super Camp, yang berlangsung sejak 12 hingga 14 November 2025 di Bumi Perkemahan Baitul Muslim, Kecamatan Labuhan Ratu jum’at (14/11/2025).

LAMPUNG TIMUR Di tengah aroma tanah basah dan sisa asap api unggun, Bupati Lampung Timur Ela Siti Nuryamah memimpin langsung apel penutupan Baitul Muslim Super Camp, kegiatan Pramuka tingkat Kwartir Ranting Labuhan Ratu yang berlangsung 12–14 November 2025.

Lokasinya, Bumi Perkemahan Baitul Muslim sebuah tempat yang sudah kenyang menjadi saksi latihan disiplin, teriakan yel-yel, hingga wajah-wajah lelah yang tetap dipaksa tersenyum saat baris berbaris.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Selama tiga hari, ratusan peserta dari berbagai gugus depan mengikuti rangkaian kegiatan yang meramu edukasi, ketangkasan, dan sedikit bumbu “ujian kesabaran” mulai dari penjelajahan, lomba keterampilan, pelatihan kepramukaan, hingga pembinaan mental dan spiritual. Singkatnya, paket lengkap pembentukan karakter, plus bonus kaki pegal dan sepatu penuh lumpur.

BACA JUGA :  Ganti Untung Bendung Marga Tiga Baru Terealisasi 3.500 Bidang

Bupati Ela: Pramuka Tidak Sekadar Seragam Cokelat

Dalam amanatnya, Bupati menyampaikan apresiasi kepada peserta dan para pembina yang dianggap sukses menyelenggarakan kegiatan ini.

Ia menegaskan bahwa Gerakan Pramuka masih menjadi benteng pembentuk karakter generasi muda meskipun zaman sudah berubah dari kompas dan peta ke Google Maps dan AI.

“Melalui kegiatan seperti ini, kita berharap lahir generasi yang cerdas, tangguh, berkarakter, serta memiliki jiwa sosial,” ujar Bupati, menyelipkan pesan bahwa kemampuan bertahan hidup di alam penting, namun lebih penting lagi bertahan hidup di tengah tantangan zaman.

Peserta: Antara Lelah, Bangga, dan Banyak Cerita Pulang

Dari sisi peserta, semangat terlihat tidak menurun meski mata beberapa sudah seperti habis begadang tiga malam berturut-turut.

BACA JUGA :  Kalahkan Petahana, Sabendra Menangi Pilkades Desa Peniangan

Rizky, salah satu peserta, menceritakan pengalamannya dengan mata berbinar: “Super Camp ini berkesan banget. Kami belajar kerja sama, disiplin, dan banyak keterampilan baru. Bisa ketemu teman dari banyak sekolah juga seru. Tahun depan mau ikut lagi.”

Peserta lainnya, Aulia, tampak lebih filosofis. “Kegiatan ini bikin saya lebih percaya diri. Kakak pembina banyak memberi motivasi. Penjelajahan seru walau kadang serasa ikut Survival Mode. Tapi saya pulang dengan semangat baru.”

Singkatnya, peserta pulang membawa dua hal: pengalaman hidup dan cucian kotor setara satu koper.

Harapan: Bukan Sekadar Camp, Tapi Tradisi Tahunan

Bupati mendorong agar Baitul Muslim Super Camp menjadi agenda rutin. Selain sebagai ajang pembinaan, kegiatan ini menjadi ruang bagi generasi muda untuk “mengasah karakter sebelum terjun ke dunia nyata” yang notabene lebih ganas daripada lomba pionering.

BACA JUGA :  Wakil Ketua DPRD Bekasi Temukan Dua Gedung SD Memprihatinkan dan Rawan Ambruk di Tamsel

Penutupan: Khidmat, Serius, dan Tetap Ada Unsur Dramatis

Acara ditutup dengan penghormatan umum, penyerahan penghargaan bagi peserta dan regu terbaik, serta deklarasi untuk terus mengamalkan Trisatya dan Dasa Dharma Pramuka dua prinsip yang selalu diucapkan lantang, meski kadang hanya dihafal menjelang apel.

Para peserta kembali ke rumah masing-masing membawa semangat baru, energi positif, dan pengalaman yang kelak bisa mereka ceritakan pada adik kelas atau cucu di masa depan.

Dengan usainya Super Camp 2025 ini, satu hal jelas: Pramuka tetap relevan, tetap dibutuhkan, dan tetap menjadi ruang belajar karakter bahkan ketika seragam cokelat itu kini harus bersaing dengan dunia digital yang serba instan.***