JAKARTA – Ekonom Konstitusi Defiyan Cori menyoroti terkait mahalnya harga beras bahkan menjadi termahal di dunia berdasarkan survey dengan menyerukan evaluasi keberadaan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dianggap tak mampu menangani persoalan tersebut.
Defiyan, meminta Presiden terpilh Prabowo Subianto untuk melakukan evaluasi terkait adanya rentetan panjang kegagalan Bapanas mengurusi beras.
Kekinian, Bank Dunia membeberkan bahwa hasil survei yang menyebut harga beras di Indonesia tertinggi di ASEAN, namun kesejahteraan petani sangat jeblok.
“Saya minta, kehadiran Bapanas ditinjau lagi, oleh pemerintahan Prabowo Subianto,” kata Defiyan, Senin, 30 September 2024.
Ia menuturukan selama Bapanas berdiri, tidak ada kinerja yang signifikan dalam urusan ketahanan pangan nasional.
Hal itu terlihat dari realisasi impor Januari–April 2024 yang telah mencapai 1,77 juta ton.
“Artinya, tidak ada crash program yang dapat memungkinkan adanya penurunan impor beras atau bahan pangan sampai bulan Desember 2024,” ungkapnya.
Ia mengingatkan pada kepemimpinan Arief Prasetyo Adi di Bapanas, muncul skandal demurrage impor beras sebesar Rp294,5 miliar. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menyelidiki skandal itu.
Harga Pangan Hausnya Wajar, Bukan Mahal
Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso menuturkan harga pangan seharusnya wajar bukan murah, sehingga menarik bagi petani.
Apalagi, masih banyak persoalan yang dihadapi mulai dari sewa alat-alat mengolah tanah, bahan bakarnya naik hingga air. Untuk itu, pemerintah pun diharapkan bisa memberikan kredit yang mudah dan murah untuk pelaku usaha beras.***