BANDUNG – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Vini Adiani Dewi, menyatakan bahwa layanan kesehatan bagi para pengungsi bencana tanah gerak di Desa Pasirmulya, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, masih terus berjalan.
Posko kesehatan bencana tanah gerak yang beroperasi di bangunan Polindes desa setempat tetap melayani warga selama 24 jam penuh.
“Sebagian besar pengungsi mengeluhkan sakit kepala dan gejala batuk pilek. Keluhan ini tergolong ringan dan dapat kami tangani langsung di posko,” ujar Vini saat ditemui di Kota Bandung, Rabu (18/6/2025).
Meski dengan sumber daya manusia (SDM) yang terbatas, posko tetap berjalan berkat dukungan tenaga kesehatan gabungan dari tiga puskesmas dan dua klinik swasta.
“Alhamdulillah, semua masih bisa tertangani meski tenaga medis kita terbatas,” tambahnya.
Untuk kasus yang memerlukan penanganan lanjutan, Dinas Kesehatan telah menyiapkan surat rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap, seperti Puskesmas Sukatani, RS Dian, dan RSUD Bayu Asih Purwakarta.
Namun di sisi lain, kebutuhan dasar pengungsi di luar layanan medis masih belum terpenuhi secara memadai.
Vini menyebutkan bahwa banyak warga mengeluhkan keterbatasan pakaian dalam, baik untuk pria maupun wanita dewasa, serta anak-anak.
“Stok medis mencukupi, tapi untuk kebutuhan sandang terutama pakaian dalam, itu yang banyak dikeluhkan. Kami harap ada bantuan segera,” jelasnya.
Kondisi sanitasi juga menjadi perhatian. Sebanyak 40 kepala keluarga yang mengungsi di Gedung Olahraga (GOR) hanya mengandalkan satu unit MCK. “Jumlahnya sangat tidak ideal. Satu MCK untuk puluhan KK jelas tidak cukup,” kata Vini.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, lanjutnya, terus berkoordinasi dengan Pemkab Purwakarta serta instansi terkait untuk menambah fasilitas dasar dan memperkuat logistik guna mendukung para pengungsi hingga kondisi kembali aman.***