Sulit dibayangkan bahwa barat terkecoh oleh keasikan memerang dunia muslim. Pada saat yang bersamaan, kekuatan ekonomi dunia telah bergeser meninggalkannya.
Kegagalan pembuktian teori Hutington harus menyadarkan masyarakat muslim. Eksistensi peradaban Islam tidak harus ditegakkan melalui benturan. Berbeda dengan abad pertengahan dan sebelumnya. Dunia dipenuhi kepemimpinan otoritarianisme kerajaan dan kekaisaran.
Abad 21 adalah abad ilmu pengetahuhan dan demokrasi. Kepemimpinan peradaban merupakan kepemimpinan nilai.
Tanpa harus merebut genggaman kekuasaan, kepemimpinan peradaban sangat mungkin bisa diwujudkan.
Diperlukan upaya gencar mengembangkan pusat-pusat pembelajaran ke-Islaman. Di seluruh penjuru dunia. Terutama negara yang economic power nya sangat dominan. Seperti di G-20.
Daripada bertengkar soal furuíyah. Hal-hal sepele, seperti susah move on pilpres, debat awal ramadhan, membidáhkan satu sama lain. Aktivis muslim/ormas Islam Indonesia seharusnya bergegas mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Islam di negara-negara G-20.
Agar secara perlahan-lahan negara-negara itu diselimuti nilai-nilai Islam. Sebagaimana para Wali Songo dahulu mengislamkan Nusantara. Berhasil dalam jangka pendek tanpa cara benturan.
ARS (rohmanfth@gmail.com), 12-03-2024