Pulau Tidung, Sudin Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu menyelenggarakan kegiatan Bimtek MICE tahun 2022, Senin sampai dengan Selasa, 5 – 6 September 2022, bertempat di Pulau Tidung (Kantor Kecamatan Pulau Seribu Selatan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu)
Dengan mendatangkan pemakalah dan narasumber dari Jakarta, berangkat dari dermaga Pantai Marina Ancol, rombongan sampai di lokasi Bimtek MICE disambut Kepala Sudin Parekraf Kepulauan Seribu Ibu Puji Astuti.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan Doa. Selanjutnya penyampaian laporan Ketua Penyelenggara Bimtek Mice Bapak Fahmi selaku Plt Ka Seksi IP Sudin Parekraf Administrasi Kepulauan Seribu,
Dalam laporannya Kasi berharap untuk para peserta yang terdiri 60 peserta dari para pelaku usaha, yaitu Kelurahan Pulau Tidung, Kelurahan Pulau Untung Jawa, dan Kelurahan Pulau Pari, agar termotivasi untuk meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan yang berbais MICE baik lokal dan mancanegara yang datang kepulauan seribu.
Kami berharap dengan Bimtek Mice ini, para peserta bisa mendapatkan bekal dan ilmu sehingga termotivasi atau punya gagasan atau ide untuk mau mengembangkan wisata mice di kepulauan seribu.
Bimtek Mice dibuka oleh bapak Angga Saputra Camat Kepulauan Seribu, ibu Puji Hastuti Kepala Sudin Parekraf Kepulauan Seribu Ibu Puji Astuti.
Sesi Pertama diisi dengan tema “Prospektif Mice Indonesia, yang disusun oleh Owner of Travelqu, Apriani Raharti dan disampaikan oleh Wakil ketua Koperasi Griya Agung Wirausaha Nusantara, Ismail Syah Alam
Materi yang disampaikan Ismail Syah Alam kepada peserta adalah tentang definisi mice dan Potensi Mice dan Mengapa Mice, Kebijakan Pemerintah dalam mendukung Industri Mice.
Termasuk paparan mengenai potensi pengembangan Industri Mice Pariwisata di Kepulauan Seribu.
Kepulauan Seribu memiliki potensi wisata yang luar biasa.
Menurut data jumlah kunjungan pada tahun 2019 berjumlah 777.008, terbagi wisatawan mancanegara berjumlah 28.417 dan wisata nusantara berjumlah 748.591. Tapi sejak Pandemi Covid-19 melanda Indonesia 2020 yang lalu hingga 2022 ini, kunjungan wisatawan menurun drastis di Kepulauan Seribu hingga mencapai 33% dari rata-rata kunjungan tahun 2017 – 2019.
Saat ini amenitas di Kepulauan Seribu terdiri dari 7 hotel resort, 661 homestay, 56 rumah makan, jaringan listrik, internet, dan air bersih. Amenitas adalah fasilitas di luar akomodasi, seperti rumah makan, restoran, toko cinderamata, dan fasilitas umum seperti sarana ibadah, kesehatan, taman, dan lain-lain.
Di samping itu, Kepulauan Seribu memiliki cagar budaya, sarana snorkling, diving, swimming, fishing, camping ground, outbound, education/riset, religi/sejarah, dan lain sebagainya.
Pariwisata merupakan sektor utama yang diharapkan bisa menjadi leading sektor yang akan mendorong UMKM Ekonomi kreatif dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan perekonomian lokal, karena paralel dengan perkembangan dan peningkatan penjualan dari semua produk barang dan jasa UMKM terkait dengan pelayanan pariwisata.
Sesi Kedua diisi dengan materi Pariwisata Masal Mengejar Kuantitas Wisatawan yang disusun oleh EO PT. Wawai Karya Zainul Abidin dan disampaikan Gesty Probowati W, Ketua Bidang Pengembangan Koperasi dan Staff Ahli PT. Wawai Karya.
Para peserta di berikan penjelasan dan Penting Pontensi Mice, karena mice adalah terobosan baru untuk kemajuan pariwisata indonesia
Di sesi akhir dari BIMTEK MICE peserta dibagi beberapa Group untuk membuat Analisa SWOT (Strong, Weakness, Opportunities, Threats) terhadap Kesiapan Lokasi, Infrastruktur, Pelaku Usaha , SDM MICE di kepulauan 1000 hasilnya dengan Focus pada Kekurangan / Kelemahan dan ancaman adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan karang laut yang lambat karena limbah
2. Keruhnya air laut karena sampah
3. Modal Usaha
4. Sumber Daya Manusia
5. Sarana dan prasarana
6. Fasilitas Umum
7. Kebersihan lingkungan
8. Cuaca ekstrim
9. Banjir Rob
10. Pencabutan subsidi BBM
11. Transportasi Seperti Akses penyeberangan via tanjung pasir, Via kali adem tidak ada kapal yang transit
12. Wifi/ Internet Connection
13. Persaingan Harga yang tidak sehat
14. Venue atau lokasi acara untuk MICE yang kurang memadai
15. Oleh – oleh dan ciri khas di pulau belum terpromosi dan terkemas dengan baik
16. Fasilitas Home Stay yang tidak memadai
17. Kesulitan air bersih di fasilitas umum Kendala musim angina dan banyaknya sampah dilaut.
18. Limbah Minyak aspal/Pek, Limbah pabrik
19. Tumbuh suburnya eceng gondok
20. Rute Jalan di pulau Pari masih banyak berlubang dan dermaga yang masih rusak
21. SDM belum memadai (kemampuan bahasa asing)
22. Kurangnya sosialisasi terhadap pelaku wisata
23. Pos pengawasan untuk wisatawan
24. Kuliner (khas tidung) yang belum terekspose keluar pulau
25. Perijinan
26. Kurang nya pemahaman terhadap promosi dengan biaya murah (Digital Marketing) melalui medsos,market place,internet dll
Terbentuk nya Wadah Koperasi Wisata di kecamatan kepulauan Seribu Utara dan Selatan, untuk mengakomodir kepentingan pelaku usaha wisata dan sebagai wadah yang menghimpun pelaku usaha dalam suatu Organisasi
Kesimpulan dan Saran
Persiapan Pulau 1000 sebagai destinasi MICE masih banyak yang perlu di benahi dan dipersiapkan, walaupun secara geografi kepulauan 1000 masuk wilayah Jakarta yang menjadi urutan ke 6 sebagai Destinasi Wisata MICE Indonesia.
PR Pemerintah dan Pelaku Usaha untuk mengolah Feed back yang didapat dari perserta BIMTEK 2022 di kepulauan 1000 agar bisa sukses bersaing dengan daerah daerah lain untuk mendapatkan Pasar Wisata MICE baik lokal maupun International.
Karena market lokal terbesar MICE berada di Jakarta dan sekitarnya, ada ribuan perusahaan, kantor pemerintahan, pabrik, sekolah, Asoasiasi dll. Tinggal Bagaimana Pengemasan produk paket dan promosi bisa dilakukan secara maksimal dan tepat sasaran.
Demikianlah kesimpulan dan saran dari kami Tim BIMTEK kepulauan 1000, lebih dan kurangnya kami mohon maaf yang sebesarnya besarnya. Semoga ilmu yang kami sampaikan bisa bermanfaat bagi pelaku usaha wisata kepulauan 1000.