Oleh: Abdul Rohman Sukardi
WAWAINEWS.ID – Bitung beberapa hari ini membara. Aksi bela Palestina dihadang ormas lokal dengan membawa bendera Israil, simbol pro zionis Israil. Ormas lokal itu juga mengusung spirit perlawanan pribumi.
Sebagaimana biasa, beragam tafsir, kepentingan dan idiologi berusaha menumpangi setiap masalah sensitif.
BACA JUGA: Inilah Daftar Produk Israel di Indonesia yang Wajib di Boikot
Tafsir, idiologi dan kepentingan itu terkadang justru memperlebar aroma konflik. Istilah Jawa menyebutnya “Kriwikan dadi Grojogan”.
Artinya masalah kecil kemudian menjalar menjadi besar dan membahayakan.
Muncul narasi perlawanan pribumi. Panggilan Jihad. Stigma agen Zionis. Mosad lokal. Yahudi pesek. Dan seterusnya.
BACA JUGA: Erdogan Sebut Negara Turkye hanya Mengakui Israel sebagai Penjahat Perang
Narasi-narasi seperti itu bisa membahayakan integrasi bangsa jika dibiarkan tanpa pengelolaan komunikasi sosial antar elemen secara baik.
Menjadi bahan bakar pertengkaran horisontal yang mudah tersulut.
Bagaimana menjelaskan semua peristiwa itu. Bagaimana anatomi konfliknya?. Bagaimana solusinya?.