TANGGAMUS — Di tengah gelombang harga kebutuhan pokok yang kian menanjak dan napas ekonomi rakyat kecil yang makin tersengal, Pemerintah Pekon Wonosobo, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, kembali menyalurkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) untuk warga kurang mampu.
Penyaluran berlangsung Rabu, 5 November 2025, di Balai Pekon Wonosobo, dengan suasana sederhana tapi sarat makna. Delapan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menerima bantuan tunai sebesar Rp1.800.000 per keluarga, mencakup periode Juli hingga Desember 2025.
Bagi warga penerima, uang itu bukan sekadar angka di atas kertas tapi napas tambahan untuk bertahan hidup.
Kepala Pekon Wonosobo, Yuli, dalam sambutannya menegaskan bahwa BLT-DD bukan hanya program administratif, melainkan bentuk nyata kepedulian negara terhadap rakyat kecil.
“Kami berharap bantuan ini digunakan sebaik-baiknya untuk kebutuhan keluarga. Mungkin jumlahnya tak besar, tapi semoga bisa meringankan beban ekonomi warga,” ujarnya dengan nada tulus.
Ia menambahkan, pihak pekon akan terus berupaya agar setiap bantuan yang disalurkan tepat sasaran dan memberi manfaat nyata.
“BLT-DD ini adalah bagian dari upaya kami menjaga kesejahteraan warga, terutama mereka yang paling terdampak tekanan ekonomi,” tegas Yuli.
Bagi Tumsilalahi, salah satu penerima yang sudah lanjut usia, uang bantuan ini terasa seperti cahaya di tengah gelapnya kebutuhan. Dengan tangan gemetar dan senyum penuh rasa syukur, ia berkata: “Alhamdulillah, sangat terbantu. Uang ini untuk beli beras dan kebutuhan rumah. Terima kasih kepada pemerintah, semoga rezekinya dilipatgandakan.”
Sementara itu, Andriyan Pirmansyah, warga yang tengah berjuang pulih dari stroke ringan, datang ke balai pekon dengan langkah tertatih. Namun wajahnya bersinar ketika menerima amplop bantuan dari aparat desa.
“Saya dan istri sangat bersyukur. Uang ini cukup untuk kebutuhan dapur beberapa minggu. Semoga program seperti ini terus berjalan,” ucapnya lirih, tapi mantap.
Penyaluran BLT-DD ini bukan hanya tentang uang yang berpindah tangan, melainkan tentang bagaimana negara hadir di tengah rakyatnya bahkan dalam skala sekecil desa.
Di penghujung acara, Yuli menegaskan kembali bahwa pemerintah pekon akan terus berkomitmen menjaga transparansi dan memperkuat semangat gotong royong sebagai fondasi sosial masyarakat Wonosobo.
“Selama pemerintah dan masyarakat berjalan seiring, insyaallah kesejahteraan bukan sekadar janji. Ia bisa kita wujudkan, sedikit demi sedikit, bersama-sama,” pungkasnya.
Program BLT-DD di Wonosobo menjadi pengingat bahwa di tengah megahnya proyek nasional dan derasnya angka-angka ekonomi, masih ada kehidupan yang menggantung pada secuil bantuan dan di situlah nilai kemanusiaan pemerintah diuji.***













