WAWAINEWS – Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Kotaagung, Kabupaten Tanggamus, selesai melakukan panen udang vannamei pada 16-17 April 2022.
Panen udang Vannamei itu sebagai salah satu bentuk mendukung negara melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Dalam meningkatkan PNBP di antaranya dengan mengoptimalisasikan peran Teaching Factory (TEFA) milik satuan pendidikan kelautan dan perikanan sebagai unit produksi penghasil PNBP melalui Produksi Budidaya Udang Vannamei,”kata Nyoman Radiarta Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) I, dalam rilis yang diterima 19 April 2022.
Hal ini menunjukkan bahwa SUPM ataupun satuan pendidikan kelautan dan perikanan tidak hanya menunaikan tugas pendidikan tapi juga berkontribusi pada negara serta menciptakan entrepreneur muda di sektor kelautan dan perikanan.
Baca Juga : Pembangunan Tambak Udang di Talagening, Belum Kantongi Izin
Diketahui bahwa SUPM Kotaagung memiliki 14 petak kolam budidaya udang vannamei, dua di antaranya berfungsi sebagai kolam tandon. Masing-masing petak kolam berukuran 1 hektare. Proses panen dilakukan secara parsial sebanyak tiga kali dan satu kali panen total.
Panen parsial merupakan pengambilan udang vannamei sebagian yang bertujuan untuk mengurangi populasi atau kepadatan udang sehingga udang vannamei dapat tumbuh lebih optimal lagi.
Pada periode tersebut, dalam jangka waktu budidaya selama 4 bulan, SUPM Kotaagung pun berhasil meraih produktivitas tambak per petak sebesar 2,5 ton, dengan total keseluruhan pada 12 petak berjumlah sekitar 30 ton.
Kepala SUPM Kotaagung, Khaerudin, menyampaikan bahwa kegiatan panen udang vannamei menggunakan teknologi busmetik (budidaya udang skala mini empang plastik).
Busmetik dinilai efektif, karena hanya dengan luas empang 1 hektare atau 1.000 meter persegi, dapat memproduksi udang yang banyak, mudah dilaksanakan, mudah dipantau dan dapat membatasi kontak penyakit pada udang yang sedang dipelihara. Teknologi sistem budidaya ini juga berwawasan lingkungan dan memiliki produktivitas yang tinggi.
“Keberhasilan usaha budidaya udang dengan teknologi busmetik ini tidak semata-mata hanya mengandalkan pada kemampuan menerapkan sistem teknologinya saja, namun didukung dengan keberadaan sarana laboratorium sebagai inkubator keberhasilan usaha budidaya tersebut. Dengan demikian, penerapan teknologi dan laboratorium dalam usaha budidaya udang, memiliki hubungan yang erat dan saling menguatkan,” jelasnya.***












