WAWAINEWS.ID – Jumat, 1 Agustus 2025 Bulan Safar kembali hadir, dan seperti biasa, segelintir umat yang hobi mistis mulai sibuk mem-forward pesan WhatsApp bertema “Waspada Musibah Safar!” sambil menabur garam di pojok rumah dan membakar menyan sebagai bonus.
Inilah saatnya kita mengingatkan kembali, Islam tidak endorse takhayul. Bulan Safar, yang sering dipinggirkan karena dicap sebagai bulan sial, nyatanya tidak punya track record kriminal di hadapan Al-Qur’an maupun Hadits.
Tapi entah kenapa, sampai hari ini, ia masih dianggap semacam ‘kambing hitam’ dalam kalender hijriyah. Salah satu buktinya? Jumlah undangan nikahan di bulan Safar selalu lebih sepi dari saldo rekening mendekati tanggal tua.
Padahal, Nabi Muhammad SAW sudah secara eksplisit membantah mitos itu. Beliau bersabda:
“Tidak ada penyakit yang menular dengan sendirinya, tidak ada kesialan, dan tidak ada pengaruh buruk dari burung hantu.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Ahmad)
Burung hantu? Yang benar saja. Mereka cuma burung dengan shift malam, bukan juru kunci neraka.
Ternyata warisan Arab Jahiliyah ini masih hidup subur di zaman 5G. Bedanya, dulu orang jahiliyah takut bulan Safar, sekarang sebagian orang takut bulan ini karena, ramalan bintang zodiak Syafaari di TikTok.
Padahal, tak ada satupun ayat atau hadits yang menyatakan Safar membawa sial. Yang bikin sial itu bukan bulan Safar, tapi mindset kita yang kadang kalah logika dari sinetron.
Allah SWT sendiri sudah menegaskan dalam QS. At-Taubah: 36:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan…”
Artinya? Semua bulan sama. Tidak ada bulan premium atau bulan downgrade. Kalau ada yang bilang “Eh, Safar rawan cerai loh,” percayalah, itu bukan karena bulannya. Itu karena pasangan kalian butuh konseling, bukan kalender.
Alih-alih larut dalam paranoia kolektif, bulan Safar seharusnya jadi momen penguatan spiritual dan sosial. Tidak ada amalan khusus yang diperintahkan, tapi ini bukan berarti kita bisa rebahan sambil ngopi tanpa dosa.
Justru, ini peluang untuk memperbanyak ibadah harian, shalat sunnah, puasa sunnah, tilawah, dzikir, dan bersedekah.
Dan kalau mau lebih keren, manfaatkan momen ini untuk berbuat sosial. Bukan sosial media, tapi sosial beneran, bantu tetangga yang kesulitan, traktir driver ojol, atau paling tidak jangan nyinyir di kolom komentar ustaz YouTube.
Buat yang masih keukeuh Safar itu apes, mari kita buka lembar sejarah. Dua peristiwa monumental dalam Islam terjadi di bulan ini:
- Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah dimulai di akhir bulan Safar.
- Kemenangan Perang Khaybar terjadi di bulan Safar tahun ke-7 Hijriah.
Jadi kalau ada yang bilang, “Safar bulan sial,” jawab saja: “Oh, jadi Rasulullah menang perang pas lagi apes? Kamu serius?”
Bulan Safar bukan bulan sial. Yang sial itu kalau masih percaya bulan bisa bawa apes padahal udah punya Al-Qur’an dan Hadits di genggaman. Apalagi kalau masih percaya ramalan bintang tapi lupa sama rukun iman.
Mari kita sambut bulan Safar dengan penuh tawakal, ibadah, dan logika sehat. Jangan sampai kalah dari zaman jahiliyah hanya karena broadcast hoax dan status WA horor.
Ingat, bulan Safar adalah ciptaan Allah yang Maha Bijak, bukan dukun digital. Kalau masih takut juga, ya sudah, bismillah, banyakin sedekah. Minimal bisa jadi penangkal kesialan dari pola pikir sesat.***