Scroll untuk baca artikel
Lampung

Bursa Sekda Lamtim: 7 Jenderal Sipil Menuju Tahta Tertinggi ASN, Siap Adu Gagasan dan Gengsi di Uji Kompetensi

×

Bursa Sekda Lamtim: 7 Jenderal Sipil Menuju Tahta Tertinggi ASN, Siap Adu Gagasan dan Gengsi di Uji Kompetensi

Sebarkan artikel ini
Foto: Suasana penuh harap usai Bupati Lampung Timur, Hj. Ela Siti Nuryamah, secara resmi melantik Drs. Tarmizi sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah, pada Kamis 3 Juli 2025
Foto: Suasana penuh harap usai Bupati Lampung Timur, Hj. Ela Siti Nuryamah, secara resmi melantik Drs. Tarmizi sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah, pada Kamis 3 Juli 2025

LAMPUNG TIMUR – Setelah melalui “saringan ketat” selama dua pekan yang tak kalah rumit dari proses audisi Indonesian Idol, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur akhirnya mengumumkan tujuh nama kandidat Sekretaris Daerah (Sekda) yang lolos seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.

Berdasarkan data diperoleh Wawai News, Kamis 7 Agustus 2025, mereka adalah para aparatur sipil yang telah kenyang asam-garam birokrasi, dari urusan keuangan daerah, hingga logistik penanggulangan bencana.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Kini, mereka bersiap masuk ke babak berikutnya Uji Kompetensi yang akan digelar Kamis, 14 Agustus 2025 di Emersia Hotel & Resort, tempat di mana nasib, nilai CAT, dan gelar akademik berpadu dalam satu ruang AC penuh tekanan.

Berikut 7 Kandidat “The Magnificent Bureaucrats” yang Lolos Rekam Jejak:

BACA JUGA :  Banjir Bandang di Semaka Rusak Ribuan Rumah dan Ratusan Hektar Sawah
  • M. Noer Alsyarif – Sekretaris DPRD Lampung Timur. Sudah biasa berdampingan dengan para politisi, jadi tahu betul bagaimana menyeimbangkan birokrasi dan diplomasi—serta kapan harus angkat tangan atau angkat bahu.
  • Rustam Effendi – Kepala BPKAD Kabupaten Tulang Bawang. Ahli dalam urusan anggaran dan penatausahaan keuangan. Kalau Lampung Timur mau rapihin dompet daerah, ini dia ahlinya.
  • Ahmad Heriyanto – Kepala DPTSP Tulang Bawang Barat. Paham soal investasi dan perizinan, cocok kalau Sekda dibutuhkan juga jadi marketing daerah.
  • Mansyur Syah – Kepala Dinas Kominfo Lampung Timur. Jago bicara, jago data, jago medsos. Kalau Sekda butuh kemampuan merangkul wartawan dan ngeles di depan netizen, dialah orangnya.
  • Suwanto – Staf Ahli Pemkab Lamtim Bidang SDM. Meski tidak terlalu sering tampil di media, namanya masuk karena dianggap paham orang dalam—dalam artian yang positif, tentu saja.
  • Thabrani Hasyim – Kepala BPBD Lampung Timur. Terbiasa menghadapi krisis, dari banjir, kebakaran, hingga krisis deadline anggaran. Kalau birokrasi dianggap bencana, dia sudah punya SOP-nya.
  • M. Yunus – Mantan Kepala Dinas Sosial Lampung Timur. Meski statusnya “mantan”, jangan remehkan jejaring sosial dan pengalaman lapangannya dalam mengelola urusan yang “sosial tapi sensitif”.
BACA JUGA :  Korupsi Dana Desa Rp764 Juta, Eks Kades Pancasila Lamsel Dijebloskan ke Penjara

Diketahui bahwa seleksi terbuka yang dimulai sejak 21 Juli hingga 4 Agustus 2025 ini diklaim sangat transparan dan objektif. Tapi seperti biasa, masyarakat hanya bisa menonton dari pinggir sambil menerka-nerka:

  • “Siapa yang direstui bupati?”,
  • “Siapa yang nilai CAT-nya jebol plafon?”,
    atau
  • “Siapa yang paling banyak berseliweran di WhatsApp group pejabat?”

Uji kompetensi yang akan digelar di hotel bintang empat ini bukan sekadar tes biasa. Di balik whiteboard dan LCD proyektor, para kandidat akan diuji tidak hanya soal regulasi, tetapi juga soal kemampuan berdiplomasi tanpa menyakiti perasaan atasan, mendengar tanpa janji, dan tentu saja berbicara banyak tanpa benar-benar menjawab.

Sekda adalah “motor birokrasi” dalam artian ia harus kuat mengatur ritme SKPD sambil tahan panas sorotan politik.

BACA JUGA :  Diduga Tersengat Listrik, Bocah 11 Tahun Ditemukan Tewas di Pantai Muara Indah Kota Agung

Sekda bukan jabatan main-main. Ia harus bisa menegosiasikan anggaran yang mustahil, menjembatani konflik antar dinas, dan menjadi peredam jika Bupati dan DPRD tiba-tiba berbeda selera pembangunan.

Dengan latar belakang tujuh kandidat yang sangat beragam, publik berharap Sekda mendatang bukan sekadar pelengkap struktur, tetapi penggerak mesin birokrasi yang makin boros bensin dan sering mogok visi.***