TANGGAMUS – Camat Wonosobo, Kabupaten Tanggamus Edy Fachrurrozi, mengaku kesal melihat gunungan sampah di tanggul jembatan siring betik, Pekon Balak.
Pasalnya meski sudah di pasang imbauan sampah tapi tidak diindahkan. Dampaknya jalur tersebut terkesan kumuh dan beroma busuk yang berasal dari tumpukan sampah yang didominasi sampah buah.
Ia menuding kurangnya kesadaran masyarakat setempat untuk menjaga kebersihan lingkungan terutama bagi para tengkulak buah-buahan yang membuang sampah sembarangan.
“Penumpukan sampah di sini (tanggul Siring Betik-ed) dilakukan oleh masyarakat Pekon Balak itu sendiri. Terutama para tengkulak buah-buahan dan toko, karena sampah di sini berupa sampah toko, pepaya busuk dan kulit manggis,”tegasnya.
Dikatakan guna mencegah terjadinya tumpukan sampah di lokasi sudah di pasang papan informasi oleh kecamatan untuk tidak membuang sampah di lokasi tersebut. Tetapi tidak menjadi perhatian, dari warga sekitar.
Melihat kondisi tersebut membuat Camat Wonosobo turun tangan untuk mengeksekusi sampah yang terletak di tanggul Jembatan Siring Betik Pekon Balak Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus, Lampung beberapa waktu lalu.
Camat Wonosobo Edy Fachrurrozi didamping Pj Kepala Pekon Balak Ridwan, melaku pembakaran di lokasi gunungan sampah di areal tanggung Siring betik tersebut pada malam hari. Diakuinya pembakaran sampah oleh jajarannya di malam hari dengan tujuan agar tidak menyita jam kerja di siang hari.
“Kami turun melakukan pembakaran sampah hanya bentuk kepedulian. Kami mengajak masyarakat setempat untuk melakukan pembersihan”katanya.
Fachrurrozi meminta warga terutama kalangan tengkulak buah-buahan agar lebih peka dengan membuat tempat khusus lokasi pembuangan sampah buah. Bahkan dia menegaskan akan memberi sanksi tegas jika imbauan tersebut tidak indahkan.
Dalam kesempatan itu dia kembali mengimbau agar warga Pekon Balak memperhatikan kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan yang merugikan kesehatan setempat. (Mukhtar)