Scroll untuk baca artikel
Head LineKabar Desa

Curhat Gamot Bandar Manik Simalungun, Terancam Dipecat karena Kejujurannya

×

Curhat Gamot Bandar Manik Simalungun, Terancam Dipecat karena Kejujurannya

Sebarkan artikel ini
iin Girl Silalahi, Gamot Bandar Manik, Pematang Manik, Simalungun, Sumut
iin Girl Silalahi, Gamot Bandar Manik, Pematang Manik, Simalungun, Sumut

Saya pun menjawab belum, karena mengurus surat kematian susah. Dan pada saat itu Pantarlih datang ke rumah masyaratkat tadi, mengatakan apakah surat kematian kalian sudah kalian urus, kata Masyarakat tadi, saya sudah mengatakan kepada Pengulu tapi sampai sekarang belum selesai.

Setelah itu Pantarlih datang ke kantor Pengulu dan mengatakan ke Pangulu (Kades-ed) kata keluarga Sugiono bahwa mengurus surat kematian harus membayar dan kartu kuning tidak
ada.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Lalu, pada paginya Pangulu menelpon saya dan memarahi saya dengan mengatakan kenapa kau bilang sama masyarkat bahwa kartu kuning tidak ada di kantor Pengulu. Padahal pada saat itu kartu kuning memnag tidak ada.

Setelah itu kami di mediasi di kantor Pangulu beserta masyarkat dan pantarlih tadi. Dan pantarlih tadi meminta maaf kepada Gamot, karena tuntutan kerja makanya saya bilang gitu, setelah itu pengulu minta maaf kepada Masyarakat itu, karena tidak jadi diurus
surat kematian tadi.

Setelah itu masalah itu selesai dan dianggap sudah tidak ada lagi. Tapi setelah kejadian ini Pengulu sudah tidak respect lagi kepada saya, seolah olah saya yang buat masalah ini. Setelah kejadian itu, kami pun dikantor tidak ngomongan selama seminggu.

Pada tanggal 17 Juli 2024 pendamping desa datang ke kantor pada saat itu saya piket. Dan pendamping desa bertanya kepada saya siapa sebenarnya pemimpin di kantor ini pengulu atau sekdes?.

Saya jawab Pengulu. Karena setiap berbicara disini saya lihat disini Sekdes, kata pendamping desa. Jadi pada saat itu saya bercerita kepada pendamping desa bahwa saya masuk jadi Gamot, Pengulu meminta uang masuk sebesar Rp5.000.000,- melalui sekdes.

Padahal saya sendiri tim sukses ibu Nadiah br Silalahi. Esok harinya pangulu memanggil
pendamping desa ke kantor Pengulu, lalu pengulu bertanya kepada Pendamping Desa, apa dibilang Gamot Bandar Manik itu? Dan pendamping desa memberitahu soal cerita saya mengenai uang masuk jadi gamot.

Setelah kejadian ini, biasanya kami setiap gajian diminta uang admin dan uang kedai melalui group. Tetapi mereka tidak meminta kepada saya lagi. Dan saya mengatakan kepada Sekdes kenapa punya saya tidak diminta lagi.

Sekdes mengatakan sesuai arahan dari Pangulu, saya tidak diperbolehkan meminta kepada Gamot Bandar Manik, karena saya sudah mengatakan kepada pendamping desa masalah saya masuk menjadi Gamot membayar.

Pengulu marah karena saya mengatakan itu, dan setelah itu saya disuruh sekdes supaya minta maaf kepada Pangulu. Saya pun minta maaf sampe berlutut di kaki Pangulu supaya masalah ini tidak diperpanjang. Tetapi Pengulu tidak mau memaafkan saya, dan karena masalah ini saya tertekan.

Dan pada tanggal 20 juli saya melaporkan warga saya meninggal di group ternyata
tidak direspon lagi karena Pangulu dan Sekdes sudah keluar dari group aparat
Nagori. Sehingga saya tidak bisa lagi, melaporkan segala pekerjaan saya, karena
mereka sudah ada group baru.

Karena group lama kami sudah tidak berfungsi lagi, Sampai sekarang saya tidak mengetahui pekerjaan apa pun, yang ada tiba waktunya pembagian beras untuk bantuan Masyarakat saya Pengulu mengalihkan pekerjaan saya kepada Maujana.

Dan Maujana sms saya supaya masyarakat mengambil beras ke kantor Pengulu dan membawa uang transport beras sebesar Rp10.000 dan saya mengundang masyrakat saya supaya mengambil beras ke kantor Pengulu yang bisanya mereka mengambil beras ke kantor pos.

Saya dikeluarkan dari group PKK dan Pengulu juga menyuruh perangkat supaya memblokir saya, dan setelah itu semua memblokir saya dan tak ada satu pun yang berani mencakapi saya. dan setiap piket saya sendiri dan tidak punya teman.

Dan Sekdes mengatakan sesuai arahan Pengulu kepada dia, apabila kami membocorkan
rahasia kantor maka kami akan diberikan SP 1 dan sekdes itu mengatakan direkaman itu apabila kami menghancurkan Sekdes, Bendahara, Pengulu maka saya yang akan duluan menghancurkan kalian.

Karena saya tidak takut kepada hukum itu kata sekdes, (dan itu saya rekam tanpa mereka ketahui).

Dan mulai kejadian ini sampe sekarang saya tidak tahu kegiatan apa pun, karena group yang lama itu sudah tidak berfungsi lagi. saya setiap saya piket saya membuat absen sendiri dan apabila saya melakukan kegiatan pekerjan saya buat dokumetasi saya sendiri.dan setelah saya melapor kepada camat mereka memberikan sp1dan sp2 kepada Maujana supaya SP itu diberikan kepada saya.

Maujana menyuruh anaknya memberikan SP 1 dan 2 kepada saya dan saya membaca SP itu ternyata SP itu tidak sesuai yang saya lakukan.

Mereka sudah tidak menganggap saya lagi perangkat di kantor itu dan rencana Pengulu mau membuat saya hanya setahun, dan pengulu mau berencana mau memberentikan saya siap tahun baru.

Setiap ada kegiatan apapun, mereka sudah tidak menganggap saya lagi,bahkan mereka manggang2 dikantor dan makan2 saya sudah tidak ikut lagi, perlakukan pPangulu kepada saya sudah sangat kejam, seharusya selaku dia pimpinan dia mengayomi bukan menjadi propokator.***

Ini adalah curhat asli, yang dikirim Iin Girl Silalahi ke redaksi Wawai News

BACA JUGA :  Penganiayaan Wartawan, Pengurus Partai di Tanggamus Minta Kakon Way Nipah Dinonaktifkan

Tembusan

  1. Pangulu
  2. Sekdes
  3. Camat
  4. Bupati
  5. Bupati/Wali Kota
  6. Gubernur
  7. Menteri Dalam Negri

Nama saya : Iin Girl Silalahi
saya gamot dusun (IV) Bandar Manik