Kabar Desa

Dampak Corona, Ekonomi Pedesaan Mencemaskan

×

Dampak Corona, Ekonomi Pedesaan Mencemaskan

Sebarkan artikel ini

LAMTIM – Imbas pandemi virus Corona atau Covid-19, tak hanya di rasakan warga perkotaan. Tetapi kebijakan di rumah saja tersebut cukup dirasa warga pedesaan, ditengah kondisi yang sulit akibat semua harga hasil bumi terpuruk.

Banyak warga pedesaan tidak memiliki penghasilan tetap, bergantung dengan hasil bumi, ataupun dari job manggung dan lainnya. Kebijakan tersebut sangat membebani mereka.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Kebijakan dirumah tanpa solusi jelas tersebut sangat di rasakan warga yang berpenghasilan pas-pasan. Terutama job kampung, seperti hiburan musik, orgen tunggal, MC sangat merasakan kebijakan di rumah saja atau stay at home tersebut puluhan job batal. Resikonya, mereka harus mengembalikan down paymen alias DP.

BACA JUGA :  Mensos Setujui Penyaluran BLT Dari Pengajuan Lamtim, Sebanyak 24.357 KK

“Sejak surat edaran pemerintah melalui Imbauan untuk di rumah saja ,dilarang  mengadakan perkumpulan atau hiburan yg melibatkan orang banyak, sudah ada enam job yang di batal kan,”keluh Usman Rado, MC senior hiburan orgen tunggal di wilayah Lampung Timur, ditemui di Sekampung Udik, Minggu (29/3/2020).

Dia mengaku sejak surat imbauan keluarkan oleh pemerintah setempat, mereka harus mengembalikan DP tersebut. Bahkan ada yang sudah bayar lunas untuk acara hiburan orgen tunggal harus dikembalikan karena larangan pemerintah.

“Memang tidak sebanding jika dibandingkan dengan penghasilan orang kaya. Tapi bagi kami di pedesaan begini sebulan hilang job mencapai Rp4 juta lebih tentu sangat besar,”tegasnya.

Menurutnya epicentrum virus Corona ada di Jakarta. Uang sudah ditangan harus gagal jadi pemasukan. Sementara untuk menghidupi keluarga hanya mengandalkan jasa pesta sebagai promotor musik

BACA JUGA :  Mendes Klaim Dana Desa Telah Dicairkan Hingga 92,93 Persen

Hal senada juga disampaikan pengusaha sukses Desa Gunung Sugih, Rais, dia mengaku dengan dengan ada nya cobaan besar terhadap umat ini memang bnyak yang dirugikan, terutama rakyat jelata yang mengandalkan penghasilan dari luar rumah seperti buruh harian.

Namun demikian dia berharap ada upaya nyata dari pemerintah daerah dalam menyikapi soal penghasilan warga di pedesaan yang seyoganya tidak memiliki penghasilan tetap dampak dari perintah stay at home tersebut.

“Kita tak bisa menantang semua ini, karena tiga perintah yg harus di patuhi, perintah Allah SWT, kemudian Rasulullah dan perintah seorang pemimpin (Pemerintah) yang tidak bertentangan dengan norma agama,”ujarnya.

Dia berharap semua pihak bisa mengambil hikmah dari cobaan yang tengah melanda hampir seluruh wilayah Republik. Salah satu nya mungkin Allah mengajak semua manusia untuk kembali ke kehidupan yg sederhana, dan makan apa adanya. (Kandar)