Scroll untuk baca artikel
Info Wawai

“Dari Niat hingga Salam: Panduan Lengkap Shalat Jenazah Beserta Teks Arabnya”

×

“Dari Niat hingga Salam: Panduan Lengkap Shalat Jenazah Beserta Teks Arabnya”

Sebarkan artikel ini
ilustrasi suasana lokasi pemakaman

WAWAINEWS.ID – Ketika ajal menjemput seorang Muslim, ia tak lagi memiliki kuasa apa pun atas tubuhnya. Di titik inilah syariat Islam mengajarkan bahwa kaum Muslim yang masih hidup memikul amanah mulia: mengurus jenazah dengan penuh penghormatan, mulai dari memandikan, mengkafani, menshalatkan, hingga memakamkannya.

Salah satu rangkaian terpenting adalah shalat jenazah, ibadah singkat tanpa ruku’ dan sujud, namun sarat makna, karena di sanalah kaum Muslim menghadiahkan doa terbaik bagi almarhum. Menurut ijma’ ulama, hukumnya fardu kifayah kewajiban bersama yang sering disalahartikan sebagai “asal ada yang ngerjain, kita aman”.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Imam Nawawi menegaskan:

“Shalat atas jenazah adalah fardhu kifayah tanpa khilaf, dan ini merupakan ijma’ ulama.”
(Al-Majmū’, juz V:169)

Artinya jelas: bila tidak ada seorang pun yang menunaikannya, dosa justru menimpa seluruh komunitas Muslim di sekitarnya. Sebuah pengingat halus bahwa jangan sampai kesibukan dunia membuat kita lupa kewajiban akhir terhadap seseorang yang sudah tidak mampu meminta apa-apa lagi.

Rukun Shalat Jenazah: Singkat, Padat, dan Tidak Ada Alasan untuk Lalai

Dalam Kasyifatus Saja, Syekh Nawawi Al-Bantani merinci tujuh rukun shalat jenazah, yang jika disimak sebenarnya sangat sederhana hanya saja, manusia sering lebih sibuk mengurus urusan dunia daripada urusan akhir teman seiman.

1. Niat

Dilakukan di dalam hati saat takbiratul ihram. Tidak perlu menyebut nama jenazah, cukup lafaz “hadzal-mayyit” atau “hadhihil-mayyitah”.

أُصَلِّي عَلَى هَذَا الْمَيِّتِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ (اِمَامًا / مَأْمُوْمًا) فَرْضَ كِفَايَةٍ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushalli ‘ala hadzal-mayyiti arba‘a takbiratin (imaman/ma’muman) fardha kifayatin lillahi ta‘ala. Artinya: “Aku niat shalat atas jenazah (laki-laki) ini empat kali takbir (menjadi imam/makmum) fardhu kifayah karena Allah Ta‘ala.”

Niat untuk jenazah perempuan:

أُصَلِّي عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ (اِمَامًا / مَأْمُوْمًا) فَرْضَ كِفَايَةٍ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushalli ‘ala hadzihil-mayyitati arba‘a takbiratin (imaman/ma’muman) fardha kifayatin lillahi ta‘ala. Artinya: “Aku niat shalat atas jenazah (perempuan) ini empat kali takbir (menjadi imam/makmum) fardhu kifayah karena Allah Ta‘ala.”

2. Berdiri bagi yang mampu

Berbeda dari shalat lain, shalat jenazah berlangsung tanpa ruku’, sujud, atau tasyahud. Hanya berdiri sebuah ibadah yang bahkan tidak menuntut energi besar.

3. Takbir Pertama & Membaca Al-Fatihah

Takbir pertama menjadi pembuka doa panjang untuk mengantar jenazah dengan bacaan terbaik dalam Islam: Ummul Kitab, surah Al-Fatihah.

4. Takbir Kedua & Membaca Shalawat

Mengirim shalawat kepada Nabi Muhammad SAW karena siapa pun yang kita doakan, tetap Rasulullah adalah perantara terbesar umat menuju rahmat Allah.

5. Takbir Ketiga & Membaca Doa untuk Jenazah

Bagian inti shalat jenazah: permohonan ampunan dan kemuliaan tempat kembali bagi almarhum.
Doanya pun syarat harapan: dibersihkan, diberi tempat lebih baik, diberi pasangan lebih baik pesan yang seakan mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia tak selalu serapi yang kita kira.

6. Takbir Keempat & Doa Penutup

Doa agar keluarga tidak diuji berlebihan setelah kepergian almarhum dan memohon ampun bagi semua yang ditinggalkan karena kematian satu orang sering membuka tabir kegelisahan banyak orang.

7. Salam

Penutup dengan ucapan keselamatan sebuah isyarat bahwa meski doa telah selesai, hubungan sesama Muslim tidak putus.

Mengapa Shalat Jenazah Penting?

Shalat jenazah bukan sekadar ritual sosial, bukan pula formalitas “mengantar sampai kubur”. Ia adalah:

  • bentuk solidaritas spiritual,
  • hadiah terakhir untuk saudara seiman,
  • sebuah pengingat bahwa kita suatu hari akan berada di tempat yang sama,
  • dan tolak ukur kepedulian umat terhadap umatnya sendiri.

Ada ironi kecil namun nyata: manusia kerap berlomba hadir di pernikahan atau syukuran, tetapi urusan shalat jenazah kadang bergantung pada siapa yang sedang tidak terlalu sibuk. Padahal, di hadapan Allah, amalan sederhana ini bisa jauh lebih bermakna.

Dengan memahami tata cara dan urgensinya, umat Islam dapat menunaikan kewajiban fardu kifayah ini dengan benar dan penuh kesadaran.

Shalat jenazah adalah simbol kehormatan terakhir, doa terakhir, dan perhatian terakhir kita kepada seseorang yang tak lagi mampu membalas apa pun kecuali dengan pahala yang ia titipkan di sisi Allah.

Wallahu a’lam.***