KOTA BEKASI – Alih-alih jadi solusi, proyek drainase di Jalan Bintan Raya, RW 04, Kelurahan Aren Jaya, justru menambah daftar panjang drama pembangunan “setengah hati” di Kota Bekasi.
Warga menyebut proyek ini sebagai “proyek siluman” ada pengerjaan, tapi tanpa papan informasi, tanpa kejelasan, dan hasilnya pun masih bikin banjir sedengkul saat hujan.
Sebelum ada proyek ini, warga sudah terbiasa dengan “wisata banjir musiman” yang airnya bisa mencapai lutut orang dewasa.
Maka ketika salah satu anggota DPRD mengalokasikan dana lewat mekanisme pokok pikiran (pokir) untuk perbaikan drainase, warga sempat optimistis, “Akhirnya ada harapan, banjir akan tinggal cerita.”
Sayangnya, yang tinggal cerita justru progres pengerjaannya. Sejak dimulai September, warga menilai pekerjaan hanya setengah-setengah. Ada galian di sebagian kecil area, sisanya masih seperti dulu, tanah, air, dan doa.
“Drainasenya cuma sedikit yang digarap, sisanya masih dibiarkan. Jadi ini proyek drainase atau proyek coba-coba?” sindir seorang warga.
Warga makin memuncak karena tak ada papan proyek yang semestinya wajib dipasang. Padahal, papan itu penting, biar masyarakat tahu siapa kontraktornya, berapa anggarannya, dan kapan selesai.
Tapi yang mereka temukan justru papan lain, “Hati-hati, mohon maaf perjalanan anda terganggu, sedang ada pekerjaan galian drainase.”
Papan ini sontak jadi bahan candaan warga. “Lah, jadi ini proyek drainase atau proyek papan permintaan maaf?” tanya warga dengan nada satir.
Bagi warga, papan “hati-hati” itu justru terasa ironis—seolah menutupi transparansi yang digali sedalam parit drainase itu sendiri. Mereka pun menduga ada “lubang besar” dalam pengelolaan anggaran pokir yang seharusnya menyejahterakan, bukan menyembunyikan.
Kini warga Jalan Bintan Raya menuntut kejelasan. Mereka meminta Pemkot Bekasi dan anggota DPRD terkait untuk segera membuka informasi proyek, memasang papan yang benar, dan menuntaskan pengerjaan drainase.
Kalau tidak, warga khawatir banjir sedengkul akan tetap jadi langganan, sementara proyek drainase hanya tinggal cerita di papan “hati-hati”.
“Musim hujan sudah dekat. Kalau proyek ini setengah jadi, jangan salahkan warga kalau banjir nanti kami pasang papan tandingan: ‘Hati-hati, mohon maaf rumah anda terganggu sedang ada banjir dari proyek tak jelas.’” ujar warga sambil tertawa getir.***