WAWAINEWS.ID – Hutan di seluruh dunia telah mengalami penurunan dengan kecepatan yang sangat tinggi dan sebaliknya, pembaharuan hutan justru terus melambat.
Beberapa negara, diketahui telah menjadi pelaku utama dalam kerusakan hutan, termasuk Indonesia.
Dalam laporan World Population Review awal tahun 2024 lalu, sepuluh negara telah bertanggung jawab dalam hilangnya hutan (deforestasi) sejak tahun 1990 hingga 2020. Brasil menjadi negara dengan tingkat deforestasi tertinggi dari tahun 1990 hingga 2020.
Negara tersebut kehilangan lebih dari 350 ribu mil persegi hutan. Sebagian besar (80%) wilayah hutan Amazon yang mengalami deforestasi telah digantikan oleh peternakan sapi dibandingkan dengan menanam pohon dan tanaman yang telah ditebang di wilayah tersebut.
Indonesia merupakan salah satu negara yang paling banyak kehilangan hutan primer tropis (humid tropical primary forest) dalam dua dekade terakhir.
Hal ini tercatat dalam laporan Global Forest Review dari World Resources Institute (WRI).
WRI mendefinisikan hutan primer tropis sebagai hutan berusia tua yang memiliki cadangan karbon besar dan kaya akan keragaman hayati.
Berikut daftar 10 negara yang paling banyak kehilangan hutan tersebut selama periode 2002-2022:
- Brasil: 29,5 juta hektare
- Indonesia: 10,2 juta hektare
- Rep. Demokratik Kongo: 6,3 juta hektare
- Bolivia: 3,7 juta hektare
- Malaysia: 2,8 juta hektare
- Peru: 2,5 juta hektare
- Kolombia: 1,9 juta hektare
- Kamboja: 1,4 juta hektare
- Paraguay: 1,1 juta hektare
- Laos: 1 juta hektare
Angka kehilangan hutan yang dicatat WRI ini mencakup area hutan primer tropis yang mengalami deforestasi serta degradasi.
Deforestasi adalah perubahan lahan hutan menjadi non-hutan secara permanen, seperti menjadi perkebunan atau permukiman.
Kemudian degradasi adalah penurunan fungsi atau kerusakan ekosistem hutan, baik yang disebabkan aktivitas manusia maupun peristiwa alam.
“Mengingat hutan primer butuh waktu puluhan tahun atau berabad-abad untuk pulih, bahkan kejadian degradasi saja sudah sangat memprihatinkan,” tulis tim WRI dalam laporannya.
“Negara-negara dalam daftar ini punya kepentingan besar untuk konservasi hutan,” kata mereka.***