Scroll untuk baca artikel
TANGGAMUS

Evakuasi Penuh Perjuangan, Jenazah Kakek di Wonosobo Ditandu 5 Kilometer dari Tengah Kebun

×

Evakuasi Penuh Perjuangan, Jenazah Kakek di Wonosobo Ditandu 5 Kilometer dari Tengah Kebun

Sebarkan artikel ini
Foto: Proses evakuasi sesosok pria lanjut usia yang ditemukan meninggal dunia di sebuah gubuk kebun terpencil di Dusun 6 Hampatoh, Pekon Balak, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, Selasa (11/11/2025)

TANGGAMUS — Suasana haru menyelimuti proses evakuasi sesosok pria lanjut usia yang ditemukan meninggal dunia di sebuah gubuk kebun terpencil di Dusun 6 Hampatoh, Pekon Balak, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, Selasa (11/11/2025).

Korban diketahui bernama Bastami (70), warga Pekon Tanjung Kurung, Kecamatan Wonosobo. Ia ditemukan sudah tak bernyawa oleh cucunya sendiri di gubuk tempatnya beristirahat usai bekerja di kebun.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Menurut keterangan Kasi Humas Polres Tanggamus, Iptu Primadona Laila, proses evakuasi jenazah dilakukan penuh perjuangan.

Tim gabungan dari Inafis Polres Tanggamus, Polsek Wonosobo, bersama warga setempat harus menempuh perjalanan sejauh sekitar 5 kilometer melalui jalur berbukit, sempit, dan terjal, sambil menandu tubuh korban menuju titik penjemputan ambulans.

BACA JUGA :  Pria Asal Gisting Tanggamus Tersandung Kasus Pencabulan di Lamteng, Janji Nikah Berujung Jeruji Besi

“Medan menuju lokasi sangat sulit dijangkau kendaraan. Petugas dan warga bahu-membahu menandu jenazah korban melewati jalan tanah dan perbukitan hingga akhirnya berhasil dievakuasi ke jalan utama untuk dibawa ke rumah duka,” ujar Iptu Primadona, Rabu (12/11/2025).

Dikisahkan, jasad Bastami pertama kali ditemukan oleh cucunya, Ferdinan (27), sekitar pukul 09.30 WIB. Saat itu, Ferdinan bermaksud mengantarkan tangki semprot pesanan sang kakek. Namun, sesampainya di gubuk, suasana hening dan tidak ada tanda-tanda kehidupan.

“Ketika melihat dari jendela, Ferdinan mendapati tubuh kakeknya sudah terbaring di tempat tidur. Saat diperiksa lebih dekat, ternyata korban sudah tidak bernyawa,” jelas Primadona.

Kaget dan panik, Ferdinan kemudian memanggil ayahnya, Abdullah (41), yang juga menantu korban. Keduanya segera melaporkan kejadian itu kepada Kepala Pekon Tanjung Kurung, sebelum diteruskan ke Polsek Wonosobo Polres Tanggamus.

BACA JUGA :  Waduh, Kredit Macet di BPRS Tanggamus Membengkak: Direktur Dituding Lalai, Survei Abal-abal Jadi Biang Kerok

Tim Inafis yang tiba di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara. Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Berdasarkan kondisi fisik, diperkirakan korban telah meninggal dunia sekitar tiga hari sebelumnya, karena tubuh sudah mulai membengkak dan mengeluarkan bau tidak sedap.

“Dugaan sementara, korban meninggal akibat sakit. Keluarga juga mengonfirmasi bahwa almarhum memiliki riwayat penyakit,” terang Iptu Primadona.

Pihak keluarga menolak dilakukan autopsi dan telah menandatangani surat pernyataan resmi. Jenazah kemudian dimakamkan di pemakaman keluarga di Pekon Tanjung Kurung dengan suasana duka mendalam.

“Sebagai bentuk empati, Bhabinkamtibmas bersama aparatur pekon turut hadir melayat dan membantu proses pemakaman,” tambahnya.

BACA JUGA :  Polres Tanggamus, Gelar Donor Darah

Peristiwa ini meninggalkan kesan mendalam bagi warga sekitar. Di tengah medan yang sulit dan keterbatasan sarana, semangat gotong royong antara petugas dan warga menjadi bukti nyata kepedulian kemanusiaan yang masih hidup di tengah masyarakat pedesaan. ***