Scroll untuk baca artikel
InternasionalUncategorized

Faruk Fatih Ozer, ‘Raja Kripto’ Turki yang Dihukum 11.196 Tahun, Ditemukan Tewas di Sel Isolasi

×

Faruk Fatih Ozer, ‘Raja Kripto’ Turki yang Dihukum 11.196 Tahun, Ditemukan Tewas di Sel Isolasi

Sebarkan artikel ini
F. - X COM

ISTANBUL Kisah kejatuhan Faruk Fatih Ozer, pendiri sekaligus mantan CEO bursa kripto Thodex, berakhir dengan tragis. Sosok yang sempat dijuluki “anak ajaib kripto Turki” itu ditemukan tewas tergantung di sel tahanannya di penjara keamanan tinggi Tekirdag F-Type, Turki.

Ozer, yang divonis 11.196 tahun penjara, diduga mengakhiri hidupnya sendiri. Ia menjalani masa tahanan dalam sel isolasi, di fasilitas yang sebelumnya menuai kritik tajam dari kelompok HAM karena praktik penahanan ekstrem dan minim interaksi antarnapi.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Penyelidikan telah dibuka dan masih berlangsung. Penyebab pasti kematian akan ditentukan setelah proses forensik selesai,” kata Menteri Kehakiman Turki, Yılmaz Tunç, dalam pernyataannya, Jumat (7/11/2025).

“Namun, temuan awal menunjukkan bahwa ini merupakan kasus bunuh diri,” tambahnya.

Dari Jenius Muda ke Buronan Internasional

Ozer mendirikan Thodex pada tahun 2017, saat usianya baru 23 tahun. Platform itu melesat cepat di tengah demam kripto di Turki, menawarkan perdagangan digital yang disebut “transparan dan revolusioner.”
Namun pada April 2021, Thodex tiba-tiba membekukan seluruh transaksi penarikan dana, dan tak lama kemudian, runtuh total.

BACA JUGA :  Putri Saddam Hussein Serukan Rakyat Irak Bersatu

Lebih dari 400.000 investor kehilangan aset digital mereka senilai sekitar USD 2,6 miliar (setara Rp40 triliun).

Kepercayaan publik ambruk, dan Ozer pun melarikan diri ke Albania, meninggalkan kekaisaran kriptonya yang berubah jadi reruntuhan digital.

Diburu, Diekstradisi, Dihukum 11.196 Tahun

Pelarian Ozer berakhir setahun kemudian. Ia ditangkap di Albania pada 2022 dan diekstradisi ke Turki.
Pada September 2023, pengadilan Istanbul menjatuhkan hukuman fantastis: 11.196 tahun penjara, bersama dua saudara kandungnya, atas tuduhan penipuan berat, pencucian uang, dan membentuk organisasi kriminal.

Di sistem hukum Turki, vonis ekstrem semacam ini bukan kesalahan ketik hukuman dijumlahkan untuk setiap pelanggaran dan setiap korban.
Dengan kata lain, sistem peradilan Turki memperlakukan waktu seperti spreadsheet: setiap baris kesalahan dikalkulasi sampai ke ribuan tahun.

BACA JUGA :  Gerakan Hizbullah Akan Meningkatkan Konfrontasi dengan Israel

Vonis itu menjadikan Ozer salah satu terpidana dengan hukuman terpanjang dalam sejarah modern — bahkan lebih lama dari usia bumi jika dihitung dalam hari libur ASN.

Penjara Tekirdag: Dingin, Sunyi, dan Dikritik HAM

Ozer ditempatkan di Tekirdag F-Type, penjara dengan keamanan tertinggi di Turki, yang menampung napi kasus terorisme dan kejahatan keuangan.

Fasilitas ini dikenal karena sistem isolasinya yang nyaris total sel kecil, satu napi per ruang, dan minim interaksi sosial.

Kelompok HAM internasional menilai model ini sering berujung pada tekanan mental ekstrem bagi tahanan jangka panjang.

Kini, setelah kabar kematian Ozer, sorotan kembali mengarah ke kondisi isolasi berlebihan di penjara Turki yang disebut “menjaga keamanan, tapi melupakan kemanusiaan.”

Paradoks Dunia Kripto dan Hukum yang Tak Kenal Ampun

Kasus Ozer menjadi simbol paradoks dunia kripto: inovasi yang menjanjikan kebebasan finansial sering berakhir di ruang pengadilan atau penjara.

BACA JUGA :  Mahathir Mohammad Umumkan Pengunduran Diri

Thodex, yang dulu dielu-elukan sebagai “simbol kedaulatan digital Turki”, kini menjadi studi kasus tentang kripto yang tak terkendali, pengawasan longgar, dan hukum yang akhirnya datang dengan palu sebesar planet.

Dalam komentar satir di media sosial, seorang warga Turki menulis: “Dia dijatuhi 11.000 tahun, tapi cuma butuh satu malam untuk keluar dari sistem.”

Kalimat itu terdengar getir tapi mencerminkan kenyataan: di dunia modern, vonis bisa sangat panjang — tapi hidup manusia selalu jauh lebih singkat.

Faruk Fatih Ozer bukan sekadar penipu digital. Ia juga potret generasi yang bermain di antara idealisme teknologi dan ketamakan instan.

Ia membangun mimpi, menipu ribuan orang, lalu terjebak di dalam sistem hukum yang lebih kejam dari volatilitas pasar kripto.

Kini, kisah Thodex ditutup dengan sebuah ironi pahit: CEO yang menjanjikan kebebasan finansial justru mati di ruang sekecil server yang dulu menopang kejayaannya.***