Scroll untuk baca artikel
Opini

Gibran, Danang dan Penangsang

×

Gibran, Danang dan Penangsang

Sebarkan artikel ini
Gibran Rakabuming Raka mengajukan program unggulan dalam pidato sebelum daftar di KPU mengikuti Pilpres 2024, Rabu (25/10/2023)
Gibran Rakabuming Raka mengajukan program unggulan dalam pidato sebelum daftar di KPU mengikuti Pilpres 2024, Rabu (25/10/2023)

Oleh Abdul Rohman Sukardi

WAWAINEWS.ID – Sejarah selalu berulang. L’Histoire se Répète. Kata Philip Guedalla (1889-1944). Seorang pop kultur asal Inggris. Dikenal sebagai sejarawan dan esais.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Guedalla Kelahiran Maida Vale, London. Berakar dari keluarga Yahudi keturunan Spanyol.

Apa kaitannya Gibran, Danang dan Penangsang?. Bisa ada kaitan bisa tidak. Mari kita cermati cerita ini saja.

10 November 2023, Pemerintah Indonesia menetapkan pahlawan nasional. Salah satunya Ratu Kalinyamat. Portugis menjulukinya sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame.

BACA JUGA : Bitung, Jauhkan dari Politik Aliran

Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani.

Kalinyamat dua kali mengirimkan armada besarnya melawan Portugis di Selat Malaka. Pertama memenui permintaan bantuan Sultan Johor. Kedua memenui permintaan Sultan Aceh. Kalah memang. Tapi itu bagian perjuangan besar bangsa nusantara melawan kolonialis Eropa.

BACA JUGA :  Ahok Effect, Percepat Pilpres Satu Putaran?

Dibalik kegarangannya, ia memiliki kisah pilu. Kakaknya dibunuh Arya Penangsang. Dalam sebuah kronik berdarah para pelanjut dinasti Demak Bintoro.

Suaminya juga dibunuh. Kalinyamat berhasil meloloskan diri.

Ia bersumpah. Terus bertapa tanpa busana sebelum keramas darahnya Arya Penangsang. Kisah lain menggambarkan akan tetap bertapa tanpa busana sebelum menginjak-injak kepala Penangsang.

BACA JUGA : Titiek Soeharto, Mafia Pangan dan Cundrik Mataram

Bertapa tanpa busana itu bisa bermakna perumpamaan. Sebagai gambaran rasa malu yang luar biasa. Harga diri keluarganya dihinakan Arya Penangsang. Adipati Jipang. Maka ia menuntut balas kematian Penangsang.

Ia (Kalinyamat) kemudian panggil Joko Tingkir, adipati Pajang. Jika Joko Tingkir berhasil membunuh dan membawa kepala Penangsang ke hadapannya, Kalinyamat akan mengakui Joko Tingkir sebagai raja tanah Jawa yang baru. Joko Tingkir menyanggupi dan bergegas menyusun rencananya.

BACA JUGA :  2 Putaran atau Pemilu Ulang?

Siasat Joko Tingkir tidak berhadapan face to face dengan Arya Penangsang. Padahal Joko Tingkir dikenal sebagai petarung hebat. Ia pernah taklukkan kerbau dan buaya dalam sebuah pertarungan sengit.

BACA JUGA : Dukungan Pelaporan Dua Anak Presiden, Aktivis 98 Bangun Aksi Solidaritas

Joko Tingkir justru memajukan anak ingusan, bernama Danang Sutowijaya. Belum berpengalaman. Kalah jauh dengan pengalaman tempur Arya Penangsang. Melalui sebuah siasat, Arya Penangsang dikalahkan Danang. Ususnya terburai. Arya Penangsang kemudian terbunuh dalam pertempuran itu.

Sebuah kisah, kuda tunggangan Arya Penangsang digoda kuda betina. Penangsang tidak bisa bertarung dengan stabil dalam tunggangannya. Perutnya berhasil ditusuk oleh tombak Danang.

Kelak, Joko Tingkir menjadi Raja Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Danang Sutawijaya menjadi bapak pendiri Mataram bergelar Panembahan Senopati.

Apa kaitannya dengan intrik pilpres 2023?. Secara spesifik apa pula kaitannya dengan Gibran?. Para hatter-nya menyebut sebagai “anak ingusan”. “Anak bau kencur”.

BACA JUGA :  Airlangga Hartarto dan Pejabat Bejat Lainnya, Kapan Mundur?

Sebuah rumor menyebut adanya kemarahan Ibu Negara. Ibu Iriana.

BACA JUGA : Sejarah Paksi Buay Nyerupa

Suaminya, Presiden Jokowi direndahkan martabatnya. Diglorifikasi sebagai petugas partai. Pesuruh partai. Secara implisit sebagai pesuruh ketua umum partai.

Pernah suatu ketika, Presiden Jokowi diundang oleh ketua partai. Presiden digambarkan dalam posisi duduk sebagai “menghadap” kepada ketua umum partai. Fotonya disebar.

Marahlah Ibu Negara. Suaminya dijatuhkan martabatnya dari kedudukan konstitusionalnya. Sekali lagi, kata sebuah rumor.

Hingga sebuah momentum tiba. Pilpres. Ibu negara mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden berikutnya. Tentu untuk melindungi martabat keluarganya. Setidaknya menjadi mitra aliansi agar harga diri dan wibawa sebagai keluarga mantan pemimpin negara, kelak tetap terjaga.