Scroll untuk baca artikel
Wisata

Gunung Gede Rasa Festival, Ribuan Pendaki Ngecamp di Surya Kencana, Tenda Lebih Banyak dari Warteg

×

Gunung Gede Rasa Festival, Ribuan Pendaki Ngecamp di Surya Kencana, Tenda Lebih Banyak dari Warteg

Sebarkan artikel ini
Foto: Suasana di puncak Gunung Gede di hamparan Surya Kencana itu bukan festival musik, bukan juga bazar UMKM, tapi ribuan tenda pendaki dari berbagai daerah.

CIANJUR — Siapapun yang naik ke Gunung Gede akhir pekan ini, harap tenang: Anda tidak salah jalur. Yang Anda lihat di hamparan Surya Kencana itu bukan festival musik, bukan juga bazar UMKM, tapi ribuan tenda pendaki dari berbagai daerah. Jumlahnya? Diperkirakan tembus lima ribuan. Kalau ada yang jual cilok pakai speaker, bisa jadi benar-benar mirip pasar malam.

Dua sisi padang edelweiss legendaris Surya Kencana Barat dan Timur disesaki oleh para pendaki yang seperti lupa bahwa mereka berada di ketinggian 2.750 meter di atas permukaan laut, bukan di taman kota.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Tenda warna-warni berdiri berdesakan, aroma mi instan, kopi sachet, dan kaki yang belum dicuci semerbak menyatu membentuk ekosistem tersendiri.

BACA JUGA :  Kemenparekraf mengadakan Lomba Anugrah Desa Wisata, Ini Caranya

“Minggu ini beda banget. Pendaki meledak jumlahnya, mungkin karena seminggu lagi jalur mau ditutup,” ujar Mang Asep, porter senior yang katanya udah kenal akar pohon satu-satu sejak tahun ‘98.

Maklum, setiap menjelang 17 Agustus, jalur pendakian Gunung Gede memang ditutup untuk pemulihan. Maka, layaknya promo cuci gudang, ribuan orang buru-buru naik. Tektokers (pendaki pulang hari) pun turut memadati jalur, bikin suasana makin padat dari basecamp sampai puncak.

Kalau kalian pikir naik gunung itu soal menyatu dengan alam dan merenung di bawah langit luas ya, bisa setelah antre swafoto di Puncak Gede selama 45 menit.

Tugu puncak seolah jadi spot wajib, dengan latar Gunung Pangrango dan telaga hijau yang instagramable. Tapi siap-siap, antrean swafoto bisa lebih panjang dari antrean ATM pas tanggal muda.

BACA JUGA :  Randu Mas Galeri Seni Kayu, Sensasi Tenang dan Menenangkan

Bagi pendaki yang lupa bawa logistik, tak usah panik. Di hampir tiap pos, ada warung lokal menjajakan gorengan, kopi, bahkan nasi uduk. Ini gunung atau kampung wisata? Tidak penting. Yang penting, para pendaki tetap bisa makan tahu isi sambil pakai sleeping bag.

Namun, jalur menuju ke atas bukan seperti jalan tol. Mulai dari pos 2 ke atas, tanjakan makin curam dan akar makin licin. Pos 5 jadi semacam zona tenang tapi sebelum dan sesudahnya, siap-siaplah bertarung dengan dengkul dan tekad.

Tak semua pendaki datang dengan persiapan matang. Banyak yang naik hanya berbekal hoodie tipis, semangat, dan sebotol air mineral. Akibatnya, drama pun muncul, dari hipotermia ringan, pingsan di jalur, sampai berhalusinasi melihat warung Padang di puncak.

BACA JUGA :  Pulau Tidore Simpan dua Potensi Situs Bawah Air

“Kemarin ada yang katanya lihat satpam naik motor di puncak. Ternyata dia yang udah nyasar ke dunia lain,” ujar relawan SAR sambil geleng-geleng.

Gunung Gede bukan mall. Jalur ekstrim, cuaca tak bisa ditebak, dan tubuh butuh lebih dari niat doang. Tapi siapa pun yang sampai Surya Kencana pasti paham, kelelahan itu dibayar lunas dengan pemandangan hamparan edelweiss dan langit yang terasa lebih dekat.

Jadi, sebelum ikut festival tenda di langit Gede, pastikan kamu tak cuma bawa kamera dan mie, tapi juga logika dan jaket hangat.

Kalau kamu ngaku anak senja, yuk buktiin bisa pulang sehat dari Gunung Gede. Jangan cuma kuat selfie, tapi lemas di tanjakan. ***