DOMPU – Harga jagung ditingkat petani anjlok. Hal itu terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia hingga membuat reaksi dari petani meminta pemerintah menstabilkan harga.
Aksi unjuk rasa terjadi di Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Petani dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Tani Menggugat menggelar aksi blokade jalan negara, Rabu (17/04/2024) pagi.
Aksi blokade jalan negara tersebut dilakukan petani dan mahasiswa bentuk kekecewaan terkait harga pembelian jagung dari Rp4.000 per kilogram.
Massa aksi menuntut pemerintah dapat menstabilkan harga, menjadi Rp6.000 per kilogramnya. Harga pembelian jagung hanya Rp4.000 per kilogram tak sebanding dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan.
Untuk itu massa aksi menuntut Pemerintah Daerah (Pemda) Dompu dan Dinas Pertanian dapat menstabilkan harga jagung.
Massa aksi yang didominasi ibu-ibu itu dalam orasinya juga mendesak Pemerintah Daerah agar menyalurkan bantuan bibit dan obat-obatan yang berkualitas bagi petani.
Tuntutan lain, mereka menuntut jaminan kesejahteraan bagi petani, menambah kuota pupuk bersubsidi, mencabut izin perusahaan yang membeli jagung dibawah Rp6.000 per kilogram.
Mereka juga mendesak Pemerintah agar menertibkan tenggkulak nakal yang membeli jagung petani di lapangan dengan harga rendah.
“Kami minta Bupati Dompu hadir menemui kami untuk memberikan solusi atas turunnya harga jagung,” teriak ibu-ibu yang melakukan aksi unjuk rasa.
Sekitar pukul 10.30 WITA, aparat Kepolisian Polres Dompu yang dipimpin Kapolres Dompu, AKBP Zulkarnain, SIK., melakukan negosiasi dengan massa aksi agar membuka ruas jalan negara yang di blokade. Sebab, akibat dari aksi blokade jalan itu, jalan lintas Manggelewa macet total.
Karena negosiasi tidak mememukan titik temu, aparat Kepolisian berupaya membuka paksa jalan yang diblokade pendemo.
Hal tersebut memicu ketegangan antara massa aksi dan polisi, sehingga adu mulut dan bentrokan tak terhindarkan.
Salah satu massa aksi, Ramlin (28) saat dirawat di RSUD Pratama Manggelewa akibat bentrok dengan polisi saat melakukan aksi unjuk rasa.
Akibat kericuhan tersebut, 2 (dua) orang massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Tani Menggugat Kabupaten Dompu, yakni Ramlin (28) dan Syarif (20) mengalami lula-luka hingga dilarikan ke RSUD Pratama Manggelewa untuk mendapatkan perawatan medis.
Usai kericuhan dan 2 (dua) orang massa aksi dilarikan ke RSUD Pratama Manggelewa, Sekda Kabupaten Dompu, Gatot Gunawan PP beserta Kadis Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu menemui dan berdialog dengan massa aksi.
Katanya, Pemerintah Kabupaten Dompu akan terus memperjuangkan tuntutan masyarakat tersebut. (BIMAKINI.COM).***