wawainews.ID, Lambar – Harga tomat hancur, para petani membuang atau membiarkan hasil panennya hingga busuk di kebun. Agaknya, Pemkab Lampung Barat dan Kartu Petani Berjaya belum bisa berbuat banyak menyelamatkan kerugian petani.
Edi sebagaimana dikutif dari RMOL Lampung, mengatakan harga tomat sejak Agustus lalu hingga kini Rp600-Rp400/kg. Pada awal tahun, harga tomat mencapai Rp12 ribu/kg. Harga normalnya, Rp8-Rp9 ribu/kg. Namun, saat ini, harga tomat babak belur.
Salah seorang petani tomat Kabupaten Lampung Barat itu memilih tak memanen tomatnya karena biaya panen dan ongkos angkut lebih mahal ketimbang harga jual.
Petani yang menanam tomat dua hektare itu memilih membiarkan panen tomatnya busuk di batang tanaman. Dia mempertanyakan kehadiran Pemkab Lampung Barat terhadap masalah masyarakat seperti yang dialaminya.
Kartu Petani Berjaya yang didengung-dengungkan sejak kampanye Arinal Djunaidi dan Chusnunia Chalim sejak 16 Maret tahun lalu ternyata masih belum bisa mengatasi kesulitan petani walau keduanya sudah dilantik jadi kepala daerah.
Akibat gagal panen, para petani berharap lewat Kartu Petani Berjaya bisa membantu kebutuhan petani untuk penanaman berikutnya, baik ketersediaan sarana produksi, penyediaan benih, pupuk, dan lainnya.
Lain lagi alasan Pemkab Lampung Barat. Dengan harga tomat yang hancur-hancuran, Kabid Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Lambar Patoni”mengkambinghitamkan” penggunaan obat-obatan kimia.
Menurut dia, Pemkab Lampung Barat sudah berupaya membantu petani menjajaki hasilnya ke perusahaan-perusahaan. Namun, perusahaan enggan menampung karena adanya pemakaian obat-obatan kimia. [hms]