KABUPATEN BANDUNG – Sabtu (9/8/2025), Telkom University Convention Hall mendadak seperti pusat latihan The Avengers, tapi isinya bukan pahlawan super, melainkan 2.000 siswa se-Jawa Barat yang baru dilantik menjadi anggota Forum OSIS Jabar.
Di hadapan ribuan seragam putih-abu, Sekda Jawa Barat Herman Suryatman berbicara layaknya motivator sekaligus head coach yang mempersiapkan skuad “Indonesia Emas 2045”.
“Pemimpin itu tidak lahir begitu saja. Pemimpin itu dipersiapkan, dibentuk, didesain,” kata Herman.
Bahasa sederhananya, jadi pemimpin itu nggak cukup modal followers Instagram banyak atau punya quotes di bio WA.
Dalam arahannya, Herman membagikan konsep start from the end mulai dari tujuan akhir untuk membentuk visi yang jelas.
“Tentukan dulu ujung yang akan kita tuju, maka di otak kita akan ada visi,” ujarnya.
Kalau diterjemahkan ke bahasa anak sekolah kalau ujungnya mau lulus dengan nilai bagus, ya mulai dari rajin belajar, bukan dari rajin bikin alasan kenapa PR belum dikerjakan.
“Orang yang punya visi pasti teguh pendiriannya,” lanjut Herman, yang mungkin berharap para anggota OSIS ini nanti tidak tergoda kursi empuk tanpa perjuangan kalau sudah masuk dunia politik.
Herman juga menegaskan pentingnya menjadi generasi Pancawaluya: cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), pinter (pintar), dan singer (sigap).
Ia mengingatkan, pintar saja tidak cukup karakter kepemimpinan harus ikut dibangun. Alias, jangan sampai pintar ngitung uang kas OSIS tapi lupa kalau uang itu buat beli cat tembok, bukan buat beli bubble tea.
Turut hadir Wakil Rektor Bidang Admisi, Kemahasiswaan, dan Alumni Telkom University Ratri Wahyuningtyas, Kabid Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Disdik Jabar Firman Oktora, serta pendiri Forum OSIS Jabar Dede Anggi Reynaldi. Lengkap sudah, dari birokrat, akademisi, sampai “sesepuh OSIS” semua ikut menyaksikan proses regenerasi ini.
Kalau rencana Herman ini berhasil, 20 tahun lagi kita mungkin akan melihat wajah-wajah lugu yang hari ini dilantik menjadi nama-nama yang terpampang di baliho Pilkada. Kalau gagal? Ya… paling-paling mereka cuma jadi alumni OSIS yang tetap bangga karena pernah pegang jas OSIS paling bersih di sekolah.***