LAMPUNG TIMUR – Gempuran tren media sosial yang membuat masyarakat lebih akrab dengan scrolling daripada reading, mendapat perhatian Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Lampung Timur dengan mengusulkan langkah cerdas membangun perpustakaan digital daerah.
Ketua Umum HMI Lampung Timur, Muklasin, mengatakan bahwa sudah saatnya Pemerintah Kabupaten Lampung Timur memberikan alternatif bacaan selain unggahan viral, komentar netizen, dan potongan video 10 detik yang kerap dijadikan rujukan hidup.
“Kami mendorong Pemkab untuk menghadirkan perpustakaan digital. Ini ikhtiar untuk meningkatkan minat baca masyarakat, terutama di desa-desa,” ujar Muklasin, pada Kamis (26/6/2025).
Ia menyoroti bahwa rendahnya minat baca di pedesaan bukan soal kemalasan semata, tapi karena akses yang terbatas, harga buku yang tak bersahabat, dan tentu saja absennya perpustakaan fisik.
Sementara toko buku, kata Muklasin, lebih mirip tempat wisata karena jauhnya, bukan tempat langganan warga desa.
“Harga buku setara dua bungkus sembako, dan itu pun kalau sempat dibeli. Maka kehadiran perpustakaan digital jadi solusi yang relevan dan efisien,” tambahnya.
Menurutnya, masyarakat saat ini tak pernah lepas dari internet—bahkan lebih hafal nama influencer daripada nama penulis.
Oleh karena itu, menghadirkan perpustakaan digital menjadi opsi yang masuk akal, agar warganet Lamtim tidak terus menerus tenggelam dalam lautan konten receh.
“Kalau pemerintah menyediakan platform digital berisi e-book, masyarakat bisa mulai scrolling yang mencerahkan, bukan hanya konten prank dan gosip seleb TikTok,” ucapnya dengan nada menyindir.
Muklasin pun yakin, gagasan ini sejalan dengan visi misi Bupati Ela Siti Nuryamah dan Wakil Bupati Azwar Hadi, yang kerap menggaungkan pentingnya pendidikan sebagai program prioritas.
Menurutnya, menyediakan buku digital lebih baik daripada terus menggelar seremonial literasi yang hanya ramai di foto tapi sepi praktik.
“Kami percaya, jika perpustakaan digital hadir, akses informasi akan merata. Kalau perlu, dibuat aplikasinya agar lebih kekinian biar buku bisa bersaing dengan konten ‘story time’ dan ‘unboxing belanja online,’” katanya.
Dengan kehadiran perpustakaan digital daerah, HMI berharap masyarakat bisa lebih sering membuka buku, meski lewat layar, daripada sekadar membuka notifikasi.***