Scroll untuk baca artikel
TANGGAMUS

HUT ke-55 Pekon Tanjung Agung, Merangkai Sejarah, Menatap Masa Depan

×

HUT ke-55 Pekon Tanjung Agung, Merangkai Sejarah, Menatap Masa Depan

Sebarkan artikel ini
Foto: Seluruh warga tumpah ruah di balai pekon untuk merayakan Hari Ulang Tahun ke-55, sebuah momen yang bukan sekadar perayaan, melainkan wujud syukur atas perjalanan panjang desa yang telah melintasi lebih dari setengah abad, pada Selasa 12 Agustus 2025

TANGGAMUS – Selasa 12 Agustus 2025 menjadi hari yang istimewa bagi warga Pekon Tanjung Agung, Kecamatan Kota Agung Barat, Kabupaten Tanggamus, Lampung.

Seluruh warga tumpah ruah di balai pekon untuk merayakan Hari Ulang Tahun ke-55, sebuah momen yang bukan sekadar perayaan, melainkan wujud syukur atas perjalanan panjang desa yang telah melintasi lebih dari setengah abad.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Sejak berdirinya pada tahun 1970-an, Pekon Tanjung Agung telah menjadi saksi berbagai perubahan zaman.

Dari jalan tanah berdebu hingga kini menjadi akses yang lebih baik, dari rumah papan sederhana hingga bangunan permanen, semua menjadi bukti kerja keras dan gotong royong warganya.

BACA JUGA :  Ekonomi Rakyat di Tanggamus Bangkit dari Pekon, 302 Kopdes Merah Putih Resmi Terbentuk

Peringatan kali ini dihadiri oleh Camat Kota Agung Barat, Kepala Pekon Hayang, Badan Hippun Pemekonan (BHP), para tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, karang taruna, serta Pendamping Lokal Desa (PLD).

Tak kalah istimewa, mantan kepala pekon dan mantan penjabat kepala pekon juga turut hadir, menambah nuansa nostalgia dalam acara.

Ketua Panitia, Burgandi, mengatakan perayaan ini adalah momen untuk mempererat silaturahmi antar warga pekon Tanjung Agung.

“Kita ingin semua generasi, tua maupun muda, merasakan kebanggaan menjadi bagian dari Tanjung Agung,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pekon Hayang menekankan bahwa usia 55 tahun adalah tonggak penting untuk melangkah lebih maju dan penuh makna.

BACA JUGA :  Pungli di Puskesmas Tanggamus? Oknum UPTD Dinkes Diduga Setor Wajib Rp 2 Juta per Bulan

“Pekon ini dibangun dari keringat dan doa para pendahulu kita. Tugas kita sekarang adalah menjaga warisan itu, mengembangkannya, dan memastikan anak cucu kita merasakan manfaatnya,” kata Hayang dalam sambutannya.

Tak hanya pejabat, masyarakat pun menyuarakan kebahagiaannya. Siti, warga setempat, mengatakan, “Dulu waktu saya kecil, listrik belum masuk, jalan becek kalau hujan. Sekarang sudah banyak perubahan. Semoga pembangunan terus berlanjut.”

Acara ditutup dengan doa bersama, pertunjukan seni budaya, dan makan bersama yang menjadi simbol kebersamaan.

Senyum, canda, dan pelukan antarwarga menandai bahwa Pekon Tanjung Agung bukan sekadar wilayah administratif, tetapi rumah besar bagi semua warganya. ***