Agama

Ingin Berwibawa, Gus Baha: Tak Sulit, Tapi Harus Memiliki Sifat ini!

×

Ingin Berwibawa, Gus Baha: Tak Sulit, Tapi Harus Memiliki Sifat ini!

Sebarkan artikel ini

WAWAINEWS.ID – Berbagai cara tak jarang dilakukan seseorang dengan tujuan tertentu, salah satunya agar terlihat memiliki kharisma atau wibawa didepan banyak orang. Salah satunya dengan cara marah supaya bisa disegani alias berwibawa.

Namun, menurut KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) seseorang yang ingin disegani atau memiliki wibawa tidaklah sulit, karena semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkannya.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Hal itu, tak peduli mereka orang kaya atau miskin, berpangkat atau tidak, semuanya berpotensi memiliki wibawa. Lantas bagaimana caranya agar kita memiliki wibawa di hadapan orang banyak?

Inilah penjelasan Gus Baha;

Menurut Gus Baha syarat agar memilki wibawa harus memiliki sifat takwa kepada Allah SWT. Tidak ada orang yang takwa yang tidak memiliki wibawa atau kharisma.

BACA JUGA :  Polisi Benarkan Kejadian Penembakan HBS, Bahar bin Smith Luka Dibagian Perut

“Tidak ada orang yang bertakwa yang tidak punya wibawa,” terangnya sebagaimana dilansir YouTube Short @pengaosangusbaha, Kamis (17/10/2024).

Dikatakan bahwa, barang siapa yang benar-benar takwa (takut) kepada Allah pasti orang lain takut kepadanya.

Kemudian Ia menjelaskan, jika wibawa ini muncul atau dimiliki seseorang bukan sebab sering marah-marah. Menurut beliau diri sudah menerapkan dan sangat jarang sekali marah.

Dengan nada berkelakar, Gus Baha mengatakan bahwa jikalau ia marah, paling hanya sekali selama 10 tahun, itu pun belum pasti.

Menurutnya, syarat agar berwibawa bukanlah dengan sering marah, namun wajib memiliki sifat takwa kepada Allah SWT.

“Orang bertakwa itu pasti punya wibawa, tidak ada ceritanya orang takwa tidak punya wibawa,” tandasnya.

BACA JUGA :  Kuota Haji Lampung 2020 Capai 7.140 Orang

Hakikat Taqwa

Melansir dari islamina.id, definisi takwa yaitu menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya. Semua ibadah ujungnya bermuara untuk meningkatkan ketakwaan, maka dari itu puasa maupun amalan lain bertujuan agar manusia menjadi orang yang bertakwa.

Imam As-Subuki dalam Fatawanya menjelaskan tentang empat tingkatan takwa dan bila seseorang sudah mencapai tingkatan ini, maka keimanannya akan menjadi sempurna, terutama saat ia mengetahui hakikat dan tingkatan takwa.

Pertama, takwa dari segala hal yang menjurus kepada segala kemusyrikan karena pada prinsipnya Allah akan menerima ibadah orang yang bertakwa, maksudnya menjauhi kemusyrikan baik syirik besar ataupun kecil seperti beribadah untuk mendapatkan pujian atau jabatan sesaat.

Kedua, takwa dari dosa-dosa besar misalnya menyembah kepada selain Allah atau menyamakan Allah dengan ciptaannya.

BACA JUGA :  Gus Baha Kisahkan Nabi Ibarahim Karena Memberi Makan Orang Majusi Dengan Syarat

Ketiga, takwa dari segala dosa-dosa kecil misalnya berbuat kemaksiatan dengan anggota badan, misalkan dengan menjelekkan-jelekan orang lain.

Keempat, takwa dari hal yang shubhat (belum jelas status hukumnya) misalnya mengambil makanan yang terjatuh di jalan yang belum jelas pemiliknya.

Dari penjelasan ini, seseorang yang ingin mendapatkan kedudukan yang tinggi dihadapan Allah, mak harus melalui keempat tingkatan ini terutama dari hal yang paling mudah dan ia mampu mengerjakannya.

Pada prinsipnya Allah tak akan memberikan beban kepada hambanya kecuali sekedar kemampuan dirinya sendiri.

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul.***