LINGGA – Pernyataan mantan Bupati Lingga Alias Wello terkait rencana investasi di Pulau Singkep menuai sorotan tajam dari sejumlah kalangan. Pernyataan yang menyinggung alur kedalaman laut dinilai menggiring opini publik ke arah yang menyesatkan dan memunculkan tanda tanya baru, kepentingan apa yang sebenarnya sedang dibela?
Ketua Persatuan Pemuda Tempatan (Perpat) Kabupaten Lingga, Kepri, Frans Wijaya, secara terbuka mempertanyakan fokus pernyataan tersebut.
“Kenapa seorang mantan bupati justru mengkhawatirkan alur laut? Ada apa di bawah laut yang begitu menjadi perhatiannya? Beliau pasti tahu, di bawah sana ada potensi timah,” ujar Frans kepada awak media, Rabu (17/12/2025).
Menurut Frans, pernyataan itu bukan sekadar kritik biasa, melainkan berpotensi menimbulkan spekulasi liar. Ia bahkan menyebut muncul dugaan adanya aktor di balik layar yang mendorong narasi tersebut keluar dari sosok yang selama ini dikenal sebagai tokoh Lingga.
Frans menegaskan, polemik yang mengaitkan lokasi operasional PT Tianshan Alumina Indonesia dengan kawasan latihan militer sejatinya bukan kewenangan daerah, melainkan sedang dibahas di tingkat pemerintah pusat.
“Tidak perlu dibesar-besarkan. Semua sudah dalam pembahasan pemerintah pusat. Jadi tidak ada alasan untuk menebar kekhawatiran seolah-olah daerah melangkahi aturan,” tegasnya.
Ia juga memastikan bahwa seluruh proses penanaman modal PT Tianshan Alumina Indonesia di Pulau Singkep telah berjalan sesuai mekanisme dan regulasi yang berlaku.
“Bukankah seluruh perizinan dikeluarkan oleh pemerintah pusat? Kalau pusat yang keluarkan izin, tentu pusat pula yang mengatur. Pemkab Lingga saat ini hanya menunggu jadwal audiensi, termasuk pembahasan soal wilayah latihan militer,” jelas Frans.
Audiensi dengan Menhan Masih Ditunggu
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lingga masih menanti kepastian jadwal audiensi dengan Menteri Pertahanan terkait investasi besar tersebut. Pertemuan yang semula dijadwalkan pada 15 Desember 2025 terpaksa ditunda karena Menhan tengah fokus menangani wilayah terdampak bencana di sejumlah daerah.
Sekretaris Daerah Lingga, Armia, menyebut keterlibatan Kementerian Pertahanan sangat krusial karena investasi ini menyentuh kepentingan lintas sektor, terutama menyangkut wilayah perbatasan dan pertahanan negara.
“Kalau tidak didudukkan langsung oleh Kemenhan bersama pihak-pihak terkait, ini memang agak sulit. Tapi kalau sudah duduk bersama Menhan, saya yakin semuanya akan menjadi terang,” ujar Armia, kemarin.
Demi memastikan kepastian investasi, Bupati Lingga kembali bertolak ke Jakarta untuk menindaklanjuti audiensi yang tertunda. Langkah “jemput bola” ini diambil agar hambatan koordinasi di tingkat pusat tidak berlarut-larut, mengingat investasi alumina tersebut diproyeksikan memberi dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat Pulau Singkep.
Pemkab Lingga berharap seluruh persoalan regulasi dan koordinasi dapat segera diselesaikan begitu audiensi terlaksana.
“Kami menunggu kejelasan agar proses di daerah tidak terhambat. Kehadiran investasi ini sangat diharapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Pulau Singkep,” tutup Armia.
Pemuda Minta Isu Tak Digiring ke Arah Lain
Terpisah, perwakilan pemuda Lingga, Mandala, berharap Kementerian Pertahanan segera merespons dengan menggelar audiensi bersama Pemkab Lingga.
Menurutnya, yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah kepastian dan keterbukaan, bukan narasi berlapis yang justru memicu kecurigaan publik.
“Investasi harus dikawal, tapi jangan digiring ke isu lain. Apalagi kalau yang dipersoalkan justru alur laut, publik bisa bertanya-tanya, ini soal investasi atau soal kepentingan lain?” ujarnya.***













