“Mengalirnya air lindi yang menuju sungai, lanjut Hendri, merupakan perbuatan melawan hukum yang sudah dilakukan TPA Bantargebang dan TPA Sumurbatu. Hal tersebut merupakan pelanggaran terkaiit dengan UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,”ucap Hendri.
BACA JUGA : TPA Sumur Batu Longsor, Genangan Air Menutup Jalan Penghubung
Untuk itu mereka tegaskan kepada pihak-pihak terkait segera melakukan tindakan tegas terkait pencemaran Kali Asem yang merugikan ekosistem sungai serta warga sekitar sepanjang Kali Asem hingga CBL.
Mereka juga meminta mengaudit proyek pembangunan IPAS Bersama Sumurbatu-Bantargebang yang hingga saat ini belum beroperasi secara maksimal dalam pengolahan air sampah/lindi TPA.
BACA JUGA : DLH Kota Bekasi Kecam Pembuangan Limbah Medis di Sumur Batu oleh RS Harum Jakarta
“Ini agar dapat di temukan dimana letak kesalahan yang wajib di perbaiki untuk pengolahan IPAS Sumur batu – Bantargebang, dan wajib dapat mengurangi tercemarnya Kali Asem hingga CBL,”tegas Hendri.
Pada dasarnya setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup wajib melakukan penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan serta melakukan pemulihan lingkungan hidup.
BACA JUGA : Anies Serahkan Mesin PLTSa Merah Putih di PTSP Bantargebang
Jika tidak adanya upaya pemulihan kualitas lingkungan air sungai kali asem, artinya adalah pembiaran terhadap kejahatan lingkungan, tanpa adanya upaya pemulihan. Karnanya kualitas lingkungan hidup yang sehat adalah hak bagi setiap orang.***