TANGGAMUS – Angin reshuffle kembali bertiup kencang di Kabupaten Tanggamus. Bupati Moh. Saleh Asnawi dikabarkan tengah menyiapkan bongkar pasang kabinet daerahnya setelah sebelumnya melakukan rotasi pejabat tinggi pratama pada pertengahan September 20205 lalu.
Namun, alih-alih sekadar rotasi biasa, kali ini isu menyeret skenario menarik bahwa sejumlah pejabat justru disebut-sebut diminta mundur dari kursinya, bukan dengan SK, melainkan dengan “bisikan halus” di ruang Sekda?.
Sumber internal media ini menyebut, Sekretaris Daerah Tanggamus, Suaidi, diduga menjadi ujung tombak dalam operasi halus ini.
“Sekda suruh kepala dinas mundur. Satu sudah tandatangan setuju mundur, yang lain belum,” ujarnya lirih, seakan kursi jabatan bisa berubah jadi kursi listrik kapan saja.
Dari Pol PP sampai Disdukcapil
Daftar nama yang disebut mendapat “surat undangan spesial” cukup panjang:
- Kasat Pol PP Ricardo Putra Yasa,
- Kadis Perikanan Darma Setiawan,
- Kadis Kominfo Suhartono,
- Kadis Perizinan Terpadu Deni Erlan Saputra,
- Kadis Sosial Hardasyah,
- Kadis Peternakan Hendri Fatra,
- Kadis Koperindag Retno Noviana Damayanti, hingga
- Kadis Capil Maradona.
Delapan nama, delapan kursi panas.
Sementara itu, lima pejabat eselon II yang baru saja mengikuti uji kompetensi (Ukom) di Mabes Polri tampaknya bisa sedikit bernapas lega. Mereka mulai dari Kepala Dinas Damkar hingga Kepala BPBD, tidak masuk dalam daftar panggilan khusus.
Tampaknya nilai ujian kompetensi mereka bukan hanya diukur soal birokrasi, tapi juga soal ketahanan mental menghadapi isu politik lokal.
Tak berhenti di level kepala dinas, rumor reshuffle merembet ke tingkat kecamatan. Pesan WhatsApp yang beredar menyebut, sembilan camat sudah dipanggil ke ruang sekda dan menerima “permintaan elegan” untuk angkat kaki.
“Dipanggil satu-satu, selain yang lima orang ikut Ukom kemarin. Kemarin ada sembilan camat dipanggil, tinggal sembilan lagi yang belum,” tulis pesan yang beredar.
Jika benar, maka skenario reshuffle ini bukan sekadar rotasi jabatan, melainkan seperti musical chair, musik dimainkan di pendopo, dan siapa cepat dia dapat kursi. Siapa lambat? Ya siap-siap berdiri di luar lingkaran.
Bupati Saleh Asnawi sebelumnya melantik 21 pejabat tinggi pratama pada 17 September 2025, lengkap dengan deretan SK bernomor rapi.
Namun, belum genap sebulan, kabar reshuffle lagi muncul. Publik pun bertanya tanya, apakah ini bukti dinamika birokrasi yang dinamis, atau sekadar pertunjukan “Game of Thrones” versi kabupaten?
Yang jelas, isu ini menegaskan satu hal di Tanggamus, jabatan tidak selalu ditentukan oleh SK resmi yang dibacakan dengan penuh khidmat di Rupatama.
Kadang, cukup dengan satu panggilan tertutup di ruang sekda, dan tiba-tiba seorang pejabat harus menimbang ulang, apakah lebih baik menandatangani surat mundur atau menunggu nasib digeser.
Elegan atau Tekanan?
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Sekda maupun Bupati terkait kabar tekanan mundur ini.
Namun, pola yang beredar mengundang banyak tanya apakah reshuffle ini bentuk penyegaran birokrasi, atau justru sinyal bahwa mesin pemerintahan sedang mencari ritme baru dengan cara lama tekanan halus, wajah serius.
Apapun jawabannya, satu hal pasti, kursi pejabat di Tanggamus kini lebih panas daripada wajan gorengan di pasar sore.***