KOTA BEKASI – Di balik kesibukannya menjalankan roda pemerintahan, Wakil Wali Kota Bekasi Abdul Harris Bobihoe tetap membuka ruang untuk hadir di momen penting warganya.
Salah satu contohnya terjadi belum lama ini, saat ia menjadi saksi pernikahan staf pribadinya, Tari dan Adi, yang digelar di kawasan Kayuringin, Bekasi Selatan.
Bukan pertama kalinya, kehadiran Wawali Harris dalam pernikahan masyarakat sudah menjadi pemandangan akrab bagi warga Bekasi. Namun, kali ini terasa lebih personal.
Tari dan Adi, yang sehari-hari bekerja mendampingi Wawali, tak kuasa menyembunyikan haru saat pemimpinnya hadir secara langsung, bahkan menyempatkan diri sebagai saksi akad nikah mereka.
“Beliau bukan hanya atasan, tapi juga seperti orang tua bagi kami,” ucap Tari pelan, sembari menggenggam tangan sang suami dengan senyum yang tak pernah lepas.
Akad yang Khidmat, Penuh Makna
Prosesi akad nikah dipimpin langsung oleh Kepala KUA Bekasi Selatan. Keluarga kedua mempelai hadir lengkap, turut larut dalam suasana hangat dan penuh doa.
Kebahagiaan begitu terasa, apalagi ketika nama Wakil Wali Kota disebut dalam susunan saksi pernikahan.
Momen sakral itu juga menjadi ruang bagi Wawali Harris menyampaikan petuah bijak tentang makna rumah tangga.
Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya saling memahami, menerima perbedaan, dan menjaga komunikasi dalam pernikahan.
“Pernikahan bukan hanya soal cinta, tapi tentang komitmen dan kesabaran. Jadikan rumah tangga kalian tempat untuk tumbuh bersama, saling menguatkan,” ujar Harris, dengan nada suara yang tenang dan penuh ketulusan.
Kehadiran Wawali bukan hanya sekadar formalitas. Ia berbaur dengan keluarga besar kedua mempelai, menyapa tamu undangan, bahkan ikut menikmati hidangan yang disiapkan tuan rumah.
Tak sedikit warga yang mengabadikan momen itu melalui kamera ponsel mengabadikan pemimpinnya yang bersahaja dan hangat.
Sikap ini bukan hal baru bagi masyarakat Bekasi. Dalam berbagai kesempatan, Harris Bobihoe memang dikenal sebagai pemimpin yang mudah dijangkau, terbiasa menyapa rakyat kecil tanpa protokoler yang kaku.
“Ini bukti bahwa pemimpin bukan hanya mereka yang memimpin dari atas podium, tapi juga yang hadir saat rakyatnya merayakan kebahagiaan,” ujar salah satu warga yang hadir di lokasi.
Bagi Tari dan Adi, hari itu bukan hanya tentang akad dan ijab kabul. Tapi juga tentang doa-doa yang mengalir dari orang-orang tercinta, termasuk pemimpin mereka sendiri.
Mereka berharap, nasihat Wawali bisa menjadi pegangan dalam mengarungi kehidupan baru sebagai pasangan suami istri.
“Semoga kami bisa membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah, seperti yang beliau sampaikan,” kata Adi, dengan mata berbinar.***
