TANGGAMUS — Di tengah lambannya penanganan infrastruktur jalan oleh pemerintah, warga Pekon Wayliwok, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, memilih tidak tinggal diam. Bersama aparat pekon, mereka turun langsung menambal lubang di ruas Jalan Lintas Barat (Jalinbar) yang sudah lama membahayakan pengguna jalan, pada Jumat (17/10/2025).
Langkah gotong royong itu muncul bukan tanpa alasan. Seringnya terjadi kecelakaan di titik jalur tersebut membuat masyarakat tergerak memperbaiki sendiri kondisi jalan yang kian parah dengan dipenuhi lubang yang menganga.
Sekretaris Pekon Wayliwok, Misbahudin, mengatakan aksi tersebut berawal dari rasa prihatin karena banyak korban kecelakaan akibat lubang besar yang tak kunjung diperbaiki.
“Banyak benar kecelakaan karena lubangnya gede-gede. Jadi kami inisiatif tambal sendiri pakai semen biar gak ada korban lagi, kami pun swadaya seadanya” ujar Misbahudin sambil merapikan coran semen di salah satu titik lubang.
Aksi sederhana itu justru menuai apresiasi dari para pengguna jalan. Mereka menilai, apa yang dilakukan warga dan aparat pekon merupakan cerminan kepedulian nyata terhadap keselamatan masyarakat, sesuatu yang mestinya jadi tanggung jawab pemerintah.
“Ini patut dicontoh. Pemerintah harusnya malu, karena warga aja peduli sementara mereka cuek,” kata salah satu pengendara yang melintas.
Warga juga menyoroti lemahnya pengawasan terhadap proyek perbaikan jalan yang menelan anggaran besar. Banyak pekerjaan tambal sulam yang belum seumur jagung sudah kembali rusak.
“Coba pemerintah provinsi kasih saja anggaran perawatannya ke desa atau ke kecamatan yang dilintasi jalan provinsi atau nasional. Pasti lebih cepat dan tepat sasaran. Gak usah nunggu ketok palu baru kerja,” ujar seorang warga lainnya.
Mereka menilai, kondisi jalan rusak seperti ini menjadi bukti lemahnya kualitas pekerjaan dan minimnya tanggung jawab dari pihak kontraktor maupun pengawas proyek. Ironisnya, ketika masyarakat berani mengkritik, seringkali justru mendapat tekanan.
“Giliran rakyat yang ngomong, malah diintimidasi. Padahal yang rusak bukan cuma jalan, tapi juga nurani pemerintah,” cetus warga dengan nada kesal.
Pantauan di lapangan menunjukkan sejumlah titik di ruas Jalan Lintas Barat Tanggamus rusak parah, bahkan di pusat kota kabupaten lubang bertebaran. Beberapa di antaranya bahkan baru sebulan selesai dikerjakan oleh kontraktor, namun kini kembali berlubang.
Kini, di tengah ketidakpedulian pemerintah terhadap jalan rusak yang menelan banyak korban, warga Wayliwok justru menunjukkan bahwa rasa gotong royong masih hidup, bahkan ketika aspal pun sudah mati retak di bawah ban kendaraan. ***