WAWAINEWS.ID – Bendung Gerak Jabung, telah diresmikan tiga tahun lalu, namun masih menyisakan kesedihan tersendiri bagi ratusan petani pada tiga kecamatan di wilayah Lampung Timur.
Janji tinggal janji, hingga kini, ratusan petani masih menantikan realisasi mimpi dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung, untuk ganti rugi ratusan hektar lahan mereka yang turut terdampak oleh keberadaan Bendungan Gerak Jabung.
Ratusan hektar sawah petani itu berada di Kecamatan Waway Karya, Sekampung Udik dan Marga Sekampung ikut terdampak pembangunan Bendungan Gerak Jabung meski di luar area bendungan. Aktivitas warga terganggu akibat bendungan yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) membuat lahan mereka tidak lagi maksimal.
BACA JUGA : Puluhan Petani di Lampung Timur Ancam Rusak Paksa Bendung Gerak Jabung
Luapan air dari Bendung Gerak Jabung menggenangi area perkebunan dan persawahan, serta kolam ikan mereka pada tiga kecamatan setempat. Dampaknya, warga petani yang menggantungkan penghasilan dari hasil bumi harus merana, gagal panen hingga mengalami kerugian selama kurun tiga tahun lebih ini.
“Lahan pertanian itu dulu biasanya tidak pernah banjir terutama pada September-November ketika musim hujan dimulai. Tapi sejak ada bendungan sekarang banjir,”kata Kamal salah satu perwakilan petani mempertanyakan sikap pemerintah.
BACA JUGA : Bendung Gerak Jabung Dituding Rusak Areal Sawah Tiga Wilayah di Lampung Timur
Pihak balai besar bersama BPN sudah melakukan pengukuran lahan warga tapi realisasi ganti rugi masih belum jelas. mereka mengaku di PHP alias diberikan harapan palsu oleh balai besar.
Mereka berharap perhatian pemerintah melalui ganti rugi bukan sekadar prank pemerintah kepada petani.
“Berbagai cara untuk bisa mendapatkan ganti rugi sudah dilakukan petani, baik aksi di balai besar, bertemu DPRD Lampung. Tapi semua masih belum ada kepastian, apa lagi kejelasan terkait lahan warga yang terdampak dari keberadaan bendung gerak Jabung itu,”ujar Kamal.
BACA JUGA: BBWS-MS Klaim Realisasi Pembangunan Bendung Martiga 97,5Persen
Menurutnya, upaya audiensi sudah dilakukan sejak 2020. Namun hingga saat ini Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung belum memenuhi keinginan warga, warga masih bermimpi untuk mendapatkan perhatian.