Dalam tulisan itu saya menjelaskan bahwa jilbab (baca: hijab) adalah sebuah simbol perlindungan perempuan dalam Islam.
Perempuan yang semakin banyak aktifitas mandiri di luar rumahnya maupun perempuan yang ditinggal suami/orang tua yang bekerja, mendapatkan simbol kesalehan yang memproteksi mereka dari interaksi sosial yang berpotensi melewati batas, misalnya ketika bertemu lelaki bukan muhrim ketika suami/orangtuanya tidak melihatnya.
Konsep ini selain melindungi dan mendorong emansipasi perempuan Indonesia, tentu juga memberikan proteksi pada keluarga, sebagai institusi sosial yang paling penting dalam masyarakat.
Terpilihnya rektor ITK yang Islamophobia dan suasana, sekali lagi suasana, pemilihan rektor ITB yang Islamophobia dua tahun lalu (meski Prof Din Syamsuddin memberitahu saya Rektor ITB saat ini tidak Islamophobia), sebagai contoh, adalah keberhasilan kelompok2 anti Islam memanfaatkan struktur negara untuk kepentingannya.
Persoalannya adalah apakah hal ini akan baik bagi perkembangan pendidikan di Universitas??
Kembali pada value universal yang dimaksud Budi Santoso tentang salaman, sekali lagi salaman itu adalah bagian interaksi sosial, yang tidak sepenuhnya universal.
Penghormatan antara dosen dan mahasiswi dalam sebuah interaksi memang perlu dilakukan.






