Lingkungan Hidup

Kabut Asap Selimuti Desa Sidorejo Lamtim, Dampak Pembakaran Limbah Jagung

×

Kabut Asap Selimuti Desa Sidorejo Lamtim, Dampak Pembakaran Limbah Jagung

Sebarkan artikel ini

LAMPUNG TIMUR – Musim panen jagung sudah tiba, tanda itu bisa terlihat dari sisa limbah gilingan yang menumpuk hampir sepanjang jalur Ir Sutami di daerah Desa Sidorejo dan Bandar Agung Lampung Timur.

Pemandangan asap sisa pembakaran limbah jagung jadi hal biasa. Akan lebih terasa saat melintasi pagi hari usai sahur dan salat subuh kepungan asap ditengah rinai embun pagi terlihat cukup tebal, bau asap limbah jagung menyeruak ke penciuman.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Petani, sepertinya masih belum bisa mengolah sisa limbah sisa penggilingan saat panen jagung tersebut, sehingga solusinya hanya dibakar.

BACA JUGA :  Memprihatinkan, Pembakaran Sampah di Desa Danau Indah Bekasi Terkesan Dibiarkan

Hal itu membuat Kepungan asap dari pembakaran limbah jagung bisa terlihat hampir disetiap halaman rumah. Kondisi itu sebenarnya tak hanya di Desa Sidorejo, hampir di pastikan setiap desa di wilayah Sekampung Udik, Lampung Timur, terjadi hal serupa saat panen jagung.

“Pembakaran limbah sisa panen jagung jadi hal biasa di kampung-kampung di wilayah Lampung Timur. Pembakaran tumpukan limbah itu bisa terjadi berhari hari,  bayangkan jika mereka membakar sisa penggalingan saat bersamaan,”ungkap warga saat melintas, Minggu pagi 7 Apr 2024

Menurutnya belum ada solusi terkait pembakaran sisa limbah jagung yang selama ini tumpukan dibakar begitu saja ditepi jalan atau di halaman rumah. Hingga membuat pengendara terganggu.

BACA JUGA :  Harga Jagung Rp4000, Warga dan Mahasiswa Blokade Jalan Negara

Harga Jagung Anjlok

Harga jagung di Lampung Timur memasuki musim panen anjlok tak ketulungan. Banyak petani membiarkan tanaman begitu saja meski sudah memasuki musim panen.

Anjloknya harga jagung terjadi sejak Maret 2024 harga dibawah Rp3000. Harga tersebut jauh dari modal petani, hingga mereka mengaku musim jagung kali ini rugi dan mengaitkan dengan berbagai hal.

“Tahun jelang lebaran Idulfitri harga jagung anjlok dari awal Maret sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Sampai sekarang harga tidak ada perbaikan, “ujar warga.

Harga anjlok tak hanya pada jagung, tapi komoditas petani lainnya pun ikut anjlok seperti buag manggis, duku, dan lainnya. Kondisi ini mereka kaitkan dengan hasil Pilpres 2024.***