Scroll untuk baca artikel
LampungTANGGAMUS

Gas LPG 3 Kilogram Langka, Koperindag Tanggamus Diduga Sengaja Lakukan Pembiaran?

×

Gas LPG 3 Kilogram Langka, Koperindag Tanggamus Diduga Sengaja Lakukan Pembiaran?

Sebarkan artikel ini
Gas Melon Langka di Lampung Timur tembus Rp40 ribu di Lampung Selatan Rp80 ribu
Gas Melon Langka - foto doc

TANGGAMUS – Ketua Yayasan Penelitian Pengembangan Kesejahteraan Masyarakat (YPPKM) menganggap Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Tanggamus gagal atasi menjaga kelangkaan Gas LPG 3 Kilogram.

Pasalnya kelangkaan gas 3 kg yang terjadi hampir ternyata tidak hanya di wilayah Kota Agung, tapi terjadi di seluruh wilayah kecamatan wilayah Tanggamus.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Ketua YPPKM Adi Putra Amril menilai Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Tanggamus Retno Novia Damayanti, dianggap gagal mengatasi masalah kelangkaan ini yang terus berulang setiap tahun jelang Hari Raya Idulfitri.

Sehingga menimbulkan spekulasi ada permainan, bahkan Adi menduga ada permainan melibatkan pihak Koperindag Kabupaten Tanggamus sendiri.

Akibatnya kelangkaan gas melon ini menyebabkan harga di tingkat pengecer melambung hingga Rp30 ribu sampai Rp40 ribu per tabung jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan.

Berdasarkan laporan dari tim YPPKM, kekurangan stok gas terjadi di berbagai kecamatan, termasuk kecamatan Semaka, kecamatan Wonosobo, kecamatan Kota Agung, kecamatan Gisting, Kecamatan Sumberejo, dan kecamatan lainnya.

“Setiap tahun masalah ini terjadi, tetapi Dinas Koperindag tampaknya tidak belajar dari pengalaman. Seharusnya ada langkah antisipasi agar tidak terjadi lonjakan harga dan kelangkaan seperti ini,” tegas Adi Putra Amril.

Menanggapi situasi ini, Retno Novia Damayanti meng-klaim bahwa pihaknya telah berupaya mengatasi kelangkaan dengan meminta tambahan kuota gas melon dari PT Pertamina Regional Lampung.

“Kami sudah mengajukan permohonan resmi agar kuota gas 3 kg di Kabupaten Tanggamus ditambah. Beberapa wilayah seperti Kecamatan Wonosobo, Ulubelu, Pulau Panggung, dan Gisting sudah mendapat tambahan distribusi,” ungkap Adi menirukan penjelasan Retno melalui pesan WhatsApp.

Namun, menurut Adi, langkah tersebut belum cukup untuk menanggulangi keresahan masyarakat. Ia meminta Kadis Koperindag turun langsung ke lapangan untuk mengawasi distribusi gas, bukan hanya mengandalkan laporan dari bawahan.

Selain itu, Adi juga mendesak agar pangkalan dan agen yang menjual di atas HET diberikan sanksi tegas, jangan hanya sekedar omon-omon doang.

“Jika Kadis Koperindag tidak mampu mengatasi masalah ini, lebih baik mundur dari jabatannya. Bupati Tanggamus harus mengambil langkah tegas, bahkan mempertimbangkan untuk mengganti Kadis Koperindag agar masyarakat tidak terus-menerus dirugikan,” pungkas Adi.

Menurut Adi situasi ini harus menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten Tanggamus, mengingat keresahan masyarakat yang terus meningkat menjelang Idulfitri.

“Bupati Tanggamus, Saleh Asnawi, diharapkan segera mengambil kebijakan strategis guna mengatasi kelangkaan gas 3 kg di wilayahnya,” tandasnya.

Sementara Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Tanggamus, Retno Novia Damayanti, hingga berita ini tayang belum menjawab konfirmasi dari Wawai News. ***

SHARE DISINI!