Pendidikan

Kampus PTKIN harus Jadi Pusat Peradaban Indonesia

×

Kampus PTKIN harus Jadi Pusat Peradaban Indonesia

Sebarkan artikel ini

JAKARTA – Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani, bahwa kampus Pendidikan Tinggi dan Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) harus menjadi pusat atau epicentrum peradaban Indonesia. 

Membangun peradaban tentunya adalah dengan pendidikan.  Pendidikan menjadi penting, karena merupakan sebuah proses dalam menciptakan sumberdaya manusia masa depan yang akan menguasai zaman.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Hal ini disampaikan Muhammad Ali Ramdhani saat mengisi kuliah umum, dalam rangka Dies Natalis ke-55 UIN Alauddin Makasar, Kamis (05/11).

Dikatakan Dhani, kehadiran UIN Alauddin Makassar di tengah masyarakat, mampu melahirkan ilmuandan cendekiawan yang memiliki keulamaan.

“Semoga UIN Alaudin Makassar tetap memiliki pijakan yang kuat dalam memperjuangkan hakikat kediriannya, dalam memperjuangakan kemuliaan untuk peradaban yang lebih baik,” harap Dhani.

BACA JUGA :  Mahasiswa PTKIN Diminta Selektif Dalam Mencari Rujukan di Internet

Dhani menjelaskan, ketika bicara pendidikan, tidak memandang dari sumber literasi dan daya saing. Ketika bicara literasi, lanjut Dhani, penguasaan literasi dalam membangun peradaban menjadi hal yang sangat penting, karena menjadi sarana untuk meyakini kebenaran.

“Kemampuan menjustifikasi kebenaran itu harus memiliki kemampuan literasi yang amat kuat dengan kemampuan logika yang kuat pula,” tegasnya.

“Dalam kondisi bertebaran berita hoax, maka kemampuan literasi atau kemampuan membaca yang kuat sangat diperlukan untuk memfilter informasi yang tidak diketahui kebenarannya,” imbuhnya.

Dijelaskan Dhani, Indonesia memiliki daya saing yang kuat, karena memiliki sumberdaya manusia yang melimpah. Hal ini menjadi modal dalam berinovasi untuk membangun peradaban Indonesia yang diakui dunia.

BACA JUGA :  Unisma Bekasi Gelar Kegiatan Sosialisa dan Pelatihan Defensif di SMPN 18

“Ruang inovasi dan ruang pendidikan akan muncul manakala manusia-manusianya memiliki kemampuan literasi yang kuat dilengkapi kompetensi yang harus dimiliki di abad 21, yaitu Critical Thinking, Collaboration, Communication, dan Creativity ,” terang Dhani.

Dhani mengingatkan, sebagai pendidik, seorang dosen hakikatnya sedang mengantarkan mahasiswa memasuki masa depan yang lebih baik. Mahasiswa memang harus menjadi pemilik masa depan.

“Saat ini kita sedang mempersiapkan masa depan yang akan menjadi pemilik zamannya, tentunya yang memiliki kemampuan literasi yang kuat dan memiliki daya saing yang kuat pula,” pungkasnya.