Scroll untuk baca artikel
KesehatanZona Bekasi

Kasus HIV di Kota Bekasi Tembus 321: Obat HIV Aman, Tapi Obat Kepo Tetap Banyak

×

Kasus HIV di Kota Bekasi Tembus 321: Obat HIV Aman, Tapi Obat Kepo Tetap Banyak

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi
Ilustrasi

KOTA BEKASI – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi kembali mengingatkan warganya: HIV/AIDS bukan penyakit gosip yang bisa hilang hanya dengan doa dan bisik-bisik tetangga. Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, menegaskan bahwa penanganan penyakit ini butuh kolaborasi semua pihak, bukan hanya tenaga medis.

“Ini penyakit serius, jadi jangan diserahkan ke ustaz YouTube atau grup WhatsApp saja. Edukasi, pencegahan, dan gaya hidup sehat itu harus jalan bareng,” kata Harris saat menerima audiensi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di ruang rapatnya, Senin (15/9/2025).

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Sementara itu, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto memastikan stok obat untuk penderita HIV/AIDS aman terkendali. “Kita pastikan obat tersedia. Jangan sampai pasien malah sibuk antre obat di Shopee atau Tokopedia,” ujar Tri.

Namun, bukan cuma soal obat. Menurut Tri, peran tokoh agama dan masyarakat juga vital. “Kalau soal khutbah Jumat isinya politik terus, kapan jamaah dapat edukasi kesehatan? Padahal isu HIV ini nyata, bukan bahan kampanye,” selorohnya.

Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencatat ada 321 kasus HIV baru sepanjang Januari–Juli 2025 dari total 50.583 orang yang diperiksa.

BACA JUGA :  Urai Kemacetan di Stasiun Bekasi, Satpol PP dan Dishub Disiagakan hingga Pukul 21.00

Mayoritas ada di usia produktif: 207 kasus. “Artinya, bukan hanya soal perilaku berisiko, tapi juga minimnya edukasi sejak dini,” kata Kepala Bidang P2P Dinkes Bekasi, Vevie Herawati.

Sebagai perbandingan, pada 2022 tercatat 922 kasus baru. Jadi, kalau warga Bekasi merasa kota ini rawan macet, ternyata rawan HIV juga. Bedanya, macet bisa diakali lewat jalan tikus. HIV? Nggak ada jalan pintas.

Harris menekankan bahwa edukasi berbasis moral dan religius sangat penting di Bekasi, kota yang sering bangga dengan label religiusnya.

“Kalau warga masih anggap seks bebas itu gaya hidup keren, ya kasus bakal naik terus. Jadi peran tokoh agama itu bukan hanya nikahin orang, tapi juga menjaga masyarakat biar nggak salah jalur,” tegasnya.

BACA JUGA :  Tri Adhianto Mewakafkan Tanah untuk Gedung Aswaja Center di Jatiasih Kota Bekasi

Ia menambahkan, strategi kolaborasi ini bukan cuma menekan angka kasus, tapi juga mengurangi stigma pada penderita.

“Kalau ada tetangga yang kena HIV, jangan langsung bisik-bisik kayak lagi gosip artis. Lebih baik kasih dukungan,” ucapnya.

“Kalau kesadaran itu tumbuh, generasi Bekasi bisa terlindungi. Jadi mari cegah HIV sejak dini, sebelum Bekasi terkenal bukan hanya karena macet dan banjir, tapi juga karena statistik HIV yang bikin miris.”***