“Anak-anak Humas yang sepakat mengadakan dengan harga sebesar Rp250 ribu perpicis,” tambahnya.
Mengenai sumber dana pembayaran dari masing-masing OPD, Amsiyah mengaku tidak mengetahuinya. Hal itu menurutnya merupakan tanggungjawab pemesan.
BACA JUGA: Pemkot Bekasi Diminta Jujur Soal Kelanjutan Nasib TKK
“Kalau soal OPD bayar pakai apa kita gak tahu. Terserah mereka mau pakai uang apapun. Yang kita tahu mereka memesan ke kita,” ucap menimpali tudingan memanfaatkan wewenang dan jabatannya sebagai Kabag Humas untuk memperoleh keuntungan.
“Saya tidak datang ke Puskesmas maupun ke sekolah atau ke OPD lain. Jadi gak ada paksaan,” katanya lagi tanpa mengurai teknis pembayaran.
Diah Setiyawati turut menimpali bahwa harga jual lebih mahal karena pesanan pihaknya ke percetakan dalam jumlah besar dan waktu yang singkat. Sehingga biaya produksi lebih tinggi daripada umumnya.
BACA JUGA: Begini Penjelasan Pemkot Bekasi Terkait Status 12 Pegawai dan eks Ajudan Wali Kota Tri Adhianto
“Harga tersebut lebih mahal mungkin karena cetaknya dadakan sehingga harga lebih mahal. Yaudah deh yang penting cepat dan bisa cetak dalam jumlah besar dan waktu yang singkat,” ungkap Diah Setiyawati.
“Bahkan ada yang pesan tapi sampai sekarang uangnya belum bayar. Gak tahu berapa banyak sih yang belum bayar. Tapi yaudah lah karena sudah ganti pimpinan juga,” katanya berkilah tidak mengetahui nama dan lokasi percetakan.
“Kami percetakannya juga tidak tahu dimana,” pungkasnya. (*)