wawainews.ID, Lamsel – Empat Kecamatan di wilayah Lampung Selatan mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Empat wilayah tersebut meliputi Kecamatan Ketapang, Penengahan, Kalianda dan Bakauheni.
Kekeringan akibat tidak turun hujan selama dua bulan terkahir mulai dirasa dua pekan terakhir ini, membuat warga harus bekerja ekstra untuk mendapatkan air bersih.
Baca Juga: Kekeringan, Tiga Desa di Mesuji Kekurangan Air Bersih
Fikri Warga Kecamatan Bakauheni, menyebut, warga di daerahnya saat ini sangat tergantung dengan keberadaan sumur komunal. Menyusutnya debit air sumur milik warga telah terjadi sejak Juni silam.
Air sumur komunal hanya dapat dimanfaatkan untuk kebtuhan memasak dan mencuci. Khusus untuk kebutuhan air minum membeli air isi ulang dengan harga Rp5.000/galon isi 19 liter.
“Debit air menyusut, air bersih sulit diperoleh, mengandalkan sumur komunal, ke belik atau membeli dengan tangki,” Ahmat, Rabu (17/7/2019).
Salah satu kebutuhan air bersih adalah, untuk air wudhu, seperti yang disampaikan Herman, salah satu penjual air bersih.
Sebagai penjual air bersih, saat kemarau Dia sering menyuplai air ke rumah ibadah. Khusus untuk kebutuhan ibadah digratiskan, namun untuk kebutuhan warga satu tanki air kapasitas 1200 liter, dijual Rp75.000.
“Perubahan iklim berimbas sulitnya air bersih mulai dirasakan masyarakat saat kemarau dua bulan terakhir,”papar Sugito.
Kemarau yang melanda wilayah Lampung Selatan, mendorong warga memanfaatkan embung yang masih bisa menyimpan air, seperti embung di Desa Karangsari, Kecamatan Ketapang. Meski masih bisa digunakan, debit air terus menyusut sementara kemarau diprediksi masih akan berlangsung hingga Agustus.(whd)