LAMPUNG TIMUR — Drama berdarah yang diawali permainan kartu remi di salah satu rumah warga, kini berakhir di meja laporan Polda Lampung.
HS, Kepala Desa Batu Badak, resmi dilaporkan atas dugaan penganiayaan berat terhadap warganya sendiri, AB, usai duel ala koboy yang berujung bacokan brutal.
Laporan dengan nomor LP/B456/VII/2025/SPKT/Polda Lampung ini diajukan langsung oleh ayah korban, Dul Pepati, yang melihat anaknya pulang dalam kondisi bersimbah darah dan hampir tak sadarkan diri.
AB kemudian dilarikan ke RS Airan Raya Bandar Lampung karena luka sabetan senjata tajam yang nyaris membuat tangannya putus.
Orang tua korban pembacokan Kades Batu Badak HS, saat ini hanya berharap pelaku segera ditangkap dan di proses sesuai hukum berlaku.
Kejadian ini tak hanya bikin gaduh satu desa, tapi juga membuka “meja permainan” yang selama ini tersembunyi. Tempat kejadiannya? Bukan arena tarung bebas atau lapangan silat tapi rumah warga yang disulap jadi arena judi remi.
Sebelumnya saksi mengatakan peristiwa bermula ketika HS nyeletuk ke AB “Ada duit nggak? Jangan ntar banyak alesan, gadai-gadai motor segala!” Ucapan ini diduga bikin panas kuping AB, yang tersinggung dan memilih pulang. Tapi alih-alih cooling down, AB malah kembali ke lokasi mungkin pikirnya, “Urusan belum selesai, Bang!”
“Korban sempat pulang dalam kondisi berdarah, lalu oleh keluarga sempat diantar ke puskesmas setempat. Karena lukanya parah, langsung dirujuk ke rumah sakit besar,” ujar warga.
Warga yang semula adem ayem, kini gempar. Mereka berharap pelaku segera ditangkap tanpa pandang bulu.
Banyak yang menyebut kasus ini tidak bisa dibiarkan karena menyangkut nyawa dan nama baik instansi desa. Kalau Kades saja bertindak seperti preman lapak, bagaimana rakyat bisa aman?
“Kami minta Polda Lampung tangkap dan copot jabatan Kades HS. Ini bukan lagi konflik pribadi, tapi aib publik,”ujar netizen.
Kejadian ini pun ramai dibahas netizen. Beberapa komentar satir dan menyentil muncul di berbagai media sosial.
Yang jelas, AB saat ini masih terbaring di rumah sakit sementara keadilan menunggu giliran dibacok atau ditegakkan. Dan warga hanya ingin satu hal hukum berdiri, bukan ikut duduk di meja judi.
Sementara belum ada informasi pasti, terkait pelaku pembacokan apa kah telah ditangkap atau masih bebas berkeliaran.***