Scroll untuk baca artikel
Opini

Kepemimpinan: Islam dan Teori Modern

×

Kepemimpinan: Islam dan Teori Modern

Sebarkan artikel ini
Abdul Rohman Sukardi
Abdul Rohman Sukardi

Tidak tamak jabatan. “Akhirat itu bagi yang tidak menginginkan ketinggian di bumi…” (QS. Al-Qashash [28]: 83). “Jangan meminta kepemimpinan, jika engkau diberi karena meminta maka engkau akan dipikulkan…” (HR. Bukhari, Muslim). Authentic Leadership Theory sejalan dengan konsep itu. Memimpin karena panggilan (calling), bukan ambisi kekuasaan.

Kebinasaan pemimpin dzolim. “Ya Allah, siapa yang menyusahkan umatku, susahkanlah dia…” (HR. Muslim). Teori checks & balances. Pemimpin buruk akan ditolak rakyat.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Syura (musyawarah). Rasul bermusyawarah dalam perang Uhud meski berbeda pendapat (QS. Asy-Syura [42]: 38). Teori participative leadership & democratic governance sejalan dengan konsep itu.

BACA JUGA :  Catatan untuk rencana pemerintah Jokowi melegalkan 3,3 juta lahan sawit illegal

Larangan zalim & hawa nafsu. “Jangan ikuti hawa nafsu…” (QS. Shad [38]: 26). “Manusia paling dibenci Allah adalah pemimpin zalim.” (HR. Ahmad, Tirmidzi). Prinsip teori ethical leadership: objektif, anti-abuse of power. Memiliki kesejalinan dengan ketentuan ini.

Menjamin kesejahteraan rakyat. “Allah beri makan & aman” (QS. Quraisy [106]: 3-4. “Imam adalah perisai, umat berlindung padanya…” (HR. Bukhari, Muslim). Teori *welfare state leadership menekankan hal yang prinsipnya sama.

Menjadi teladan (uswah hasanah). “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik (uswah hasanah) bagimu …” (QS. Al-Ahzab [33]: 21). “Siapa menyeru kebaikan, dapat pahala pengikutnya…” (HR. Muslim). Teori transformational leadership: pemimpin menginspirasi & meneladani.

BACA JUGA :  Anies itu Fakta, Bukan Citra

Memudahkan, tidak menyulitkan. “Allah menghendaki kemudahan bagimu…” (QS. Al-Baqarah [2]: 185). “Siapa memudahkan urusan umatku, mudahkanlah dia…” (HR. Muslim). Teori human-centered leadership: teori kebijakan kebijakan pro-rakyat.

Menjaga persatuan umat. “Janganlah bercerai-berai…” (QS. Ali Imran [3]: 103). “Barang siapa hendak memecah jamaah, maka bunuhlah dia.” (HR. Muslim). Teori nation-building leadership: menjaga harmoni sosial.

Rendah hati, tidak sombong. “Janganlah berjalan di bumi dengan sombong…”. (QS. Luqman [31]: 18). “Pemimpin yang sombong tidak akan masuk surga.” (HR. Abu Dawud). Teori humble leadership: merangkul rakyat.

Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. “… (orang-orang yang jika diberi kedudukan di bumi) mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang ma’ruf serta mencegah dari yang munkar… (QS. Al-Hajj [22]: 41). “Siapa melihat kemungkaran ubah dengan tangan…” (HR. Muslim). Teori moral leadership: menjaga moral publik.

BACA JUGA :  ANAK-ANAK YANG MATI RASA

Ketetuan ayat, hadist dan teori-teori itu bukti titik temu Islam dan modernitas dalam konteks kepemimpinan. Bisa menjadi pintu dialog antar peradaban. Islam menjadi sumber nilai pembangunan peradaban global. Bukan justru dikonfrontasikan. Dikesankan Islam sebagai musuh peradaban modern.

Tugas para cendekiawan muslim menjembatani Islam dan modernitas. Agar tidak ditutup oleh narasi-narasi konfrontatif yang memisahkan Islam dengan peradaban global.

• ARS – Jakarta (rohmanfth@gmail.com)