Scroll untuk baca artikel
Hukum & Kriminal

Kepsek SMKN di Lampung Timur Ketangkep Basah Bersama Alumni di Kamar Penginapan

×

Kepsek SMKN di Lampung Timur Ketangkep Basah Bersama Alumni di Kamar Penginapan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi
Gambar ilustrasi

LAMPUNG TIMUR — Dunia pendidikan Lampung kembali tercoreng. Bukan karena nilai ujian jeblok, tapi karena ulah seorang kepala sekolah di Labuhan Maringgai Lampung Timur yang ketahuan memberi “bimbingan tambahan” pada siswi lamanya.

Bedanya, bimbingan ini berlangsung bukan di ruang kelas, melainkan di kamar penginapan.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Oknum Kepala SMKN 1 Labuhan Maringgai berinisial P (58), seorang pendidik dengan gelar M.Pd. (Magister Pendidikan), ternyata justru sibuk memberi mata kuliah “M.Pd.” lain: Magister Perzinahan.

Aksi memalukan ini terbongkar setelah DR (30), suami dari YC (25), melakukan penggerebekan di sebuah homestay di Jalan Pangeran Antasari, Kedamaian, Bandarlampung, Kamis (28/8) dini hari.

Sebagaimana dilansir Wawai News Kronologinya tak kalah dramatis dengan sinetron prime time. DR mencium gelagat aneh setelah ponselnya menampilkan notifikasi transaksi QRIS di sebuah penginapan.

Rupanya email istrinya masih tersambung di ponsel DR. Seakan-akan teknologi digital lebih setia ketimbang pasangan manusia.

“Dari situ saya mulai curiga. Saya telpon istri saya dari jam 9 malam, tidak diangkat. Akhirnya tengah malam saya meluncur ke penginapan itu,” kata DR.

Tepat pukul 01.39 WIB, pintu kamar diketuk, YC muncul dengan wajah pucat. Namun bintang utama bukan dia, melainkan si kepsek P yang sedang bersembunyi di kamar mandi.

Entah sedang “membersihkan dosa” atau sekadar menyelamatkan diri dari amukan massa keluarga.

Di hadapan suami dan keluarga, YC berdalih menginap karena kemalaman. Jawaban yang tentu saja masuk akal jika ia sendirian.

Namun mengapa yang kebetulan ikut kemalaman adalah kepala sekolahnya dulu, seorang pria 33 tahun lebih tua, yang sudah bergelar guru sekaligus “bapak angkat”?

Dalih ini jelas tak masuk nalar, kecuali logika dunia pendidikan kita memang sudah rusak, guru disebut bapak angkat, tapi ternyata malah mengangkat selimut bareng muridnya sendiri.

DR menambahkan, dulu istrinya memang murid P di SMKN 1 Labuhan Maringgai. P bahkan sempat rutin datang ke rumahnya untuk urusan transaksi di BRI-Link milik DR. Lama-lama, dari pelanggan bank, berubah jadi pelanggan hati.

“Awalnya saya percaya. Istri saya bilang dia menganggapnya sebagai bapak angkat. Tapi ternyata bapak angkat ini justru rajin mengangkat-angkat yang bukan haknya,” kata DR getir.

Kecurigaan pun terbukti saat digerebek. Rumah tangga DR berantakan, psikis hancur, anak ditelantarkan, sementara dunia pendidikan kembali punya “alumni teladan” kepala sekolah yang lebih lihai sembunyi di kamar mandi ketimbang mengajar di kelas.

Kasat Reskrim Polresta Bandarlampung Kompol Faria Arista membenarkan laporan kasus ini. “Betul sudah diterima laporannya. Masih dalam penanganan,” singkatnya.

Laporan tersebut menggunakan pasal perzinahan dalam UU Nomor 1 Tahun 1946, yang ironisnya sudah lebih tua dari sang kepala sekolah sendiri.

Kasus ini menunjukkan satu hal, guru bisa saja berhenti mengajar, tapi tak pernah berhenti memberi contoh sayangnya contoh buruk. P yang seharusnya jadi teladan justru memperlihatkan jurus klasik pejabat bejat: dalih, sembunyi, lalu bungkam.

Saat berita ini ditulis, pesan WhatsApp yang dikirimkan ke nomor P hanya centang dua, tanpa balasan. Seperti halnya pendidikan negeri ini notifikasi masuk, tapi tak pernah direspons serius.

Mungkin P sedang sibuk menyusun modul baru: “Kiat-Kiat Ngumpet di Kamar Mandi untuk Pemula”.***

SHARE DISINI!