Scroll untuk baca artikel
Nasional

Ketika Bendera Bajak Laut Berkibar di Bulan Kemerdekaan, Kritik Kreatif atau Keblinger Nasionalisme?

×

Ketika Bendera Bajak Laut Berkibar di Bulan Kemerdekaan, Kritik Kreatif atau Keblinger Nasionalisme?

Sebarkan artikel ini
Foto: Bendera bajak laut berkibar berdampingan dengan umbul-umbul merah putih bikin heboh

JAKARTA – Heboh! Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, langit Nusantara tak hanya dihiasi Merah Putih. Dari gang sempit hingga balkon apartemen, bendera bajak laut One Piece Jolly Roger ikut berkibar. Fenomena ini sontak membuat warganet bersorak dan pemerintah berkerut dahi.

Dalam dunia anime, bendera Jolly Roger adalah simbol perlawanan terhadap tirani dan pencarian kebebasan. Namun di dunia nyata, saat dikibarkan menjelang hari sakral kemerdekaan, ia menjelma jadi simbol ambiguitas: antara kritik sosial yang meledak atau ketidakpekaan historis yang parah.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Merdeka ala Luffy! Kami hanya ingin menyuarakan keresahan harga bahan pokok melambung, korupsi merajalela, hukum tumpul ke atas. Kalau negara tak mendengar, ya kami panggil kru Topi Jerami!” kata salah satu warga yang memasang Jolly Roger berdampingan dengan Merah Putih.

BACA JUGA :  Cegah Covid-19, Diimbau Tunda Mudik

Menko Polhukam Budi Gunawan menanggapi dengan nada serius. Jangan sekali-kali bermain simbol jika tak paham makna perjuangan.

“Mengibarkan bendera fiksi menjelang 17 Agustus bukan hanya keliru, tapi bisa mencederai kehormatan bangsa” kata Budi Gunawan sebagaimana dikutip Wawai News, Minggu, 3 Agustus 2025.

Pemerintah mengancam akan menindak secara hukum bagi mereka yang nerniat mengibarkan simbol fiksi di ruang publik, apalagi jika disertai konten provokatif. Merujuk pada UU Nomor 24 Tahun 2009, bendera Merah Putih bukan tandingan bagi tokoh anime, seikonik apapun dia.

Sebagian masyarakat menganggap fenomena ini sah-sah saja. Bahkan kekinian. Merah Putih tetap dikibarkan, hanya saja kini bersanding dengan “kapal bajak laut imajiner” bernama idealisme.

BACA JUGA :  Sempat saling Lempar Kursi, Zulhas: Kader Kembali Solid

Sebuah ekspresi anak muda yang frustrasi, negeri ini katanya merdeka, tapi hidup tetap mahal, suara tetap tak didengar, dan impian tetap di PHP.

Tapi sebagian lain mencibir, “Ngibarin bendera bajak laut di bulan kemerdekaan? Itu bukan kritik. Itu ngawur namanya.”

Apakah Ini Tanda Kita Butuh Pahlawan Fiksi karena yang Nyata Sudah Hilang? ***