Scroll untuk baca artikel
Lingkungan HidupLintas Daerah

Kritisi Hasil Rakor Penanganan Banjir, Ketua KP2C Ajak KDM Susur Sungai Cileungsi-Cikeas

×

Kritisi Hasil Rakor Penanganan Banjir, Ketua KP2C Ajak KDM Susur Sungai Cileungsi-Cikeas

Sebarkan artikel ini
Ketua KP2C Puarman memperlihatkan sampah sisa banjir berjuntai di kabel listrik, sisa banjir di Vila Nusa Indah Bojongkulur yang berada di aliran Sungai Cileungsi, pada 4 Maret 2025 lalu- foto doc ist
Ketua KP2C Puarman memperlihatkan sampah sisa banjir berjuntai di kabel listrik, sisa banjir di Vila Nusa Indah Bojongkulur yang berada di aliran Sungai Cileungsi, pada 4 Maret 2025 lalu- foto doc ist

BEKASI – Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) Puarman mengajak Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) untuk melakukan susur Sungai Cileungsi dan Cikeas di wilayah Kabupaten Bogor.

Hal tersebut menanggapi hasil Rakor bersama Menteri ATR/BPN dan Kementeri PU terkait wacana penertiban bangunan liar hingga tanggul pada Senin 17 Maret 2025 di Jakarta.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Sayang dalam Rakor bersama Menteri ATR/BPN itu, sepertinya hanya fokus pada kali Bekasi. Sungai Cileungsi-Cikeas tidak disinggung, padahal ada 9.000 KK yang terdampak banjir 4 Maret lalu,”ungkap Puarman mengkritisi hasil Rakor Gubernur dan empat kepala daerah di Bekasi, Depok dan Bogor itu.

Menurutnya dalam Rakor bersama kepala daerah di Jawa Barat tersebut Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti, tidak menyinggung sama sekali terkait Sungai Cileungsi-Cikeas. Padahal aliran Kali Bekasi bersumber dari kedua sungai tersebut.

BACA JUGA :  Apes, Motor Milik Warga Tanjung Jati Digondol Maling Saat Diparkir di Teras Rumah

DIkatakan bahwa wacana normalisasi sepanjang 33 kilometer yang disebut Wamen PU itu, jelasnya murni hanya fokus pada Kali Bekasi (paket 1- paket 7) dengan biaya tembus Rp3,7 Triliun dan itu untuk tanggul di wilayah Kali Bekasi.

“Tak ada ada disebut sama sekali Cileungsi-Cikeas, padahal DED nya sudah jadi sejak tahun 2020,”tegas Puarman.

Dia mengingatkan bahwa pemerintah pusat dan Jawa Barat dengan Gubernur baru Kang Dedi Mulyadi untuk tidak melupakan sudah ada DED terkait normalisasi.

Untuk itu Puarman mengajak KDM untuk melaksanakan susur sungai Cikeas-Cileungsi, sehingga paham jika kedua sungai itu saat ini juga kritis dan telah terjadi pendangkalan.

“Mungkin KDM perlu pembisik orang yang paham sungai Cileungsi-Cikeas dan Kali Bekasi, biar KDM tahu sungai Cikeas itu dangkal, sempit dan nyaris tanpa tanggul lho,”ujarnya menantang KDM susur Sungai Cileungsi-Cikeas sambil bawa kompor bikin wedang.

BACA JUGA :  Kang Dedi Mulyadi dan 'Kepemimpinan Inisiatif'

Hal senada disampaikan Kang Abel, Gubernur Jawa Barat dan pemerintah pusat dalam penangangan banjir tidak terfoksu pada Kali Bekasi. Tapi harus dimulai dari hulu yakni Cileungsi dan Cikeas.

“Ayo Kang Dedi, kita turun bareng susur Sungai Cileungsi-Cikeas, biar paham kondisi hulunya. Selama ini yang disalahkan banjir Bekasi kiriman dari Bogor kok,”tantang Kang Abel dari Ketua Yayasan Adam Hawa Siliwangi (AHS).

Pusat – Daerah Sepakat Penanganan Banjir

Diketahui sebelumnya Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan penanganan banjir di wilayah Jabar akan berfokus pada rehabilitasi sempadan sungai dan ketahanan pangan.

Hal itu diungkapkan usai rakor penanganan banjir di wilayah Jabar bersama Menteri ATR/BPN Nusron Wahid dan Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti di kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Senin (17/3/2025).

BACA JUGA :  Luapan Kali Bekasi Rendam Sejumlah Wilayah di Bekasi Raya

Turut hadir Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang, Bupati Bogor Rudy Susmanto, dan Wali Kota Bekasi Tri Adhianto.

Gubernur Dedi menilai secara prinsip penanganan banjir di wilayah Jabar saat ini akan disiapkan penanganan jangka menengah dengan fokus utamanya yaitu rehabilitasi bencana agar di kemudian hari tidak terulang kembali.

“Tetapi hari ini adalah kita bicaranya sudah pada teknis tidak lagi penanganan tanggap darurat menyiapkan bahan sembako atau kemudian menyiapkan alas tidur, alas selimut tapi kita fokus pada rehabilitasi bencana,” ungkap Dedi.