JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggenjot produksi pakan ikan untuk meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan melalui gerakan pakan ikan mandiri (Gerpari).
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, meyakini pakan mandiri yang dihasilkan oleh pembudidaya saat ini telah memiliki kualitas yang tidak kalah jauh dengan pakan komersial.
Inovasi formula pakan yang sudah banyak berkembang dengan penambahan silase, enzym dan penggunaan bahan baku lokal seperti Palm Karnel Milk (PKM) kelapa sawit, tanaman indigofera atau maggot yang dikenal dengan Black Soldier Fly (BSF) berhasil meningkatkan efisiensi dan kualitas pakan.
“Strategi diterapkan pada kelompok pembuat pakan ikan mandiri di antaranya dengan mendorong penggunaan bahan baku lokal serta penguatan kelembagaan kelompok,”kata Slamet di Jakarta, Kamis (6/2/20).
Sedangkan dari sisi regulator, KKP turut berperan dalam mengendalikan harga jual pakan mandiri serta menyediakan bantuan akses permodalan.
Begitupun pengendalian sistem mutu pembuatan pakan ikan, KKP telah melaksanakan sertifikasi Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik (CPPIB). Hal tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan terjadinya penyimpangan mutu pakan yang dapat merugikan konsumen.
Hingga November 2019, total produksi pakan mandiri secara nasional mencapai 32.557 ton. KKP menargetkan ke depan kontribusi pakan mandiri terhadap kebutuhan pakan nasional akan lebih besar lagi. Dimana saat ini diperkirakan kontribusinya baru sekitar 17%.
”Menyikapi tantangan ketersediaan bahan baku alternatif yang berkualitas dan kontinyu, KKP telah membuka kerjasama dengan berbagai pihak seperti dengan FAO untuk menghasilkan pakan mandiri bermutu tinggi dengan bahan baku yang mudah untuk didapatkan,” jelasnya.
Dalam proyek kerjasama “Supporting Local Feed Self-Sufficiency for Inland Aquaculture in Indonesia” pada tahun 2019, FAO juga telah berhasil memformulasi pakan ikan dengan menggunakan bahan baku PKM dengan hasil yang menggembirakan.
Sebagai informasi, kelompok pembudidaya ikan Mandiri Sentosa di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, tak hanya memanfaatkan tepung ikan, tetapi juga memanfaatkan tumbuhan indigofera (kandungan proteinnya sebesar 23 – 26%) sebagai bahan baku pakan mandirinya, dan telah diperoleh hasil kualitas pakan yang bagus dengan kadar proteinnya 34,7%.(Handi)